Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tari Gending Sriwijaya, Tarian Tradisional Khas Sumatera Selatan

Kompas.com - 30/01/2021, 17:30 WIB
Ari Welianto

Penulis

KOMPAS.com - Tari Gending Sriwijaya merupakan salah satu tradisional yang ada di Provinsi Sumatera Selatan.

Tari Gending Sriwijaya adalah tari yang biasanya ditampilkan untuk menyambut tamu-tamu.

Namun, sekarang tari Gending Sriwijaya banyak ditampilkan di berbagai kegiatan, seperti pernikahan, perhelatan budaya, atau pertemuan-pertemuan.

Dikutip dari buku Sumatera Selatan Memasuki Era Pembangunan Jangka Panjang Tahap Kedua (1993), tari Gending Sriwijaya adalah salah satu tarian adat Bumi Sriwijaya yang dipersembahkan untuk menyambut tamu agung yang berkunjung ke daerah Sumatera Selatan.

Saat menari, para penari memakai pakaian adat Aessan Gede (hiasan kebesaran) yang terdiri dari mahkota, kain songlet dilengkapi dengan perhiasan lainnya, seperti gelang atau kalung.

Di mana pada ujung jarinya dipakai tanggal, yaitu perlengkapan menari berbentuk kuku panjang yang terbuat dari logam kuning emas yang merupakan penjelma bidadari dari kayangan.

Baca juga: Tari Piring, Tarian Tradisional Khas Minangkabau

Tiga orang di antaranya membawa tombak dan seorang penyanyi, jumlah semua penari adalah sembilan orang dan seorang penari yang paling depan membawa sebuah tepak (kotak sirih) berisi daun sirih, tembakau, pinang, kapur, dan gambir.

Dua orang di kiri dan kanan membawa pridon, yaitu tempat berludah untuk orang yang makan sirih.

Tamu yang dihormati diharapkan mengambil siri di dalam tempat tersebut.

Sejarah tari Gending Sriwijaya

Tari Gending Sriwijaya merupakan tarian khas Sumatera Selatan. Secara harafiah, Gending Sriwijaya berati "Irama Kerajaan Sriwijaya".

Tarian tradisional tersebut melukiskan kegembiraan gadis-gadis Palembang saat menerima kunjungan tamu yang diagungkan.

Ungkapan bahagia ditunjukan dengan membawa Tepak yang berisi kapur, sirih, pinang dan ramuan lainnya yang akan dipersembahkan kepada tamu dengan diiringi Gamelan dan lagu Gending Sriwijaya.

Baca juga: Tari Saman, Tarian Tradisional Khas Aceh

Dikutip dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), munculnya tarian tersebut berawal dari permintaan pemerintah Jepang yang ada di Karesidenan Palembang kepada Hodohan (Jawatan Penerangan Jepang) untuk menciptakan sebuah lagu dan tari untuk menyambut tamu yang berkunjung ke Sumatera Selatan secara resmi.

Permintaan tersebut mulai digagas sejak akhir 1942 hingga 1943. Sempat tertunda beberapa waktu karena berbagai persoalan politik baik di Jepang maupun Indonesia.

Sempat tertunda, akhirnya pada OKtober 1943 gagasan mencari lagu ditindaklanjuti kembali. Kemudian Letkol O.M. Shida memerintahkan Nuntjik A.R. (Wakil Kepala Hodohan pengganti M.J. Su’ud) yang saat itu sudah dikenal sebagai seorang sastrawan dan wartawan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com