Oleh: Yopi Nadia, Guru SDN 106/IX Muaro Sebapo, Muaro Jambi, Provinsi Jambi
KOMPAS.com - Hari Kesaktian Pancasila yang diperingati tiap 1 Oktober, dilatarbelakangi oleh insiden pembantaian yang terjadi pada 30 September.
Penetapan 1 Oktober sebagai hari Kesaktian Pancasila dilakukan oleh Jenderal Soeharto. Untuk Pancasila sendiri, ideologi ini lahir pada 1 Juni 1945, atas inisiatif Soekarno dalam rapat Panitia Sembilan.
Meski begitu, keberadaan ideologi ini tidak menjadi pusaka yang begitu sakti. Karena Pancasila lahir secara wajar dan sesuai keadaan yang begitu obyektif saat itu.
Akan tetapi dalam perkembangannya, Pancasila kemudian mampu diterima bangsa Indonesia sebagai dasar negara.
Di pihak lain, terjadi pemberontakan dan pembentukan beberapa dewan, yang kemudian mampu dihancurkan oleh dukungan rakyat saat itu.
Baca juga: Nilai yang Terkandung dalam Sila Pertama Pancasila dan Contoh Penerapannya
Gerakan 30 September atau yang banyak dikenal sebagai G30S ini merupakan insiden berdarah yang menyebabkan enam perwira tinggi berpangkat jenderal, seorang kapten, dan beberapa orang lainnya gugur.
Kejadian tersebut dianggap sebagai upaya pemberontakan oleh beberapa pengawal istana, yang dikenal sebagai Pasukan Cakrabirawa.
Pasukan istana disebut memberi dukungan terhadap PKI atau Partai Komunis Indonesia, dengan Letkol Untung sebagai komandonya.
Adapun korban dalam pemberontakan G30S adalah:
Korban dari G30S ini ditemukan pada 3 Oktober 1965 di sebuah lubang di wilayah Pondok Gede. Saat ini, lubang tersebut dikenal sebagai lubang buaya.
Sasaran utama dalam insiden tersebut adalah Jenderal TNI Abdul Harris Nasution yang berhasil selamat dari peristiwa itu.
Baca juga: Peristiwa G30S: Siapakah Sosok Letnan Untung?
Namun, Lettu CZI Pierre Andreas Tendean dan Ade Irma Suryani Nasution terbunuh karena salah sasaran.
Tak hanya itu, beberapa anggota perwira turut gugur dalam kejadian tersebut. Beberapa korban lain dari peristiwa G30S ini adalah:
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.