Oleh: Rina Kastori, Guru SMP Negeri 7 Muaro Jambi, Provinsi Jambi
KOMPAS.com - Manusia sebagai makhluk sosial dapat diartikan bahwa manusia tidak dapat memenuhi kebutuhannya sendiri dan membutuhkan bantuan orang lain.
Manusia memiliki keterbatasan sumber daya untuk memenuhi kebutuhannya sehingga manusia saling bergantung satu dengan lainnya.
Manusia adalah makhluk sosial yang menghabiskan kehidupan dengan cara berinteraksi dengan individu lain.
Sosialisasi adalah proses sosial seumur hidup untuk mempelajari pola budaya, perilaku, dan harapan. Melalui sosialisasi, kita mempelajari nilai-nilai budaya, norma, dan peran.
Dapat dikatakan, sosialisasi merupakan proses seumur hidup yang berkaitan dengan cara individu mempelajari nilai dan norma sosial yang berlaku di masyarakat agar dapat diterima kelompoknya.
Sosialisasi dapat dilakukan oleh berbagai individu termasuk orang tua, guru, teman sebaya, saudara kandung lewat sekolah, televisi, internet, atau media sosial.
Baca juga: Ciri-ciri Terjadinya Perubahan Sosial
Sosialisasi terjadi di seluruh rentang hidup. Interaksi sosial meliputi perpindahan individu dari satu tempat ke tempat yang lain, peran dalam hidup mereka mulai dari lulus sekolah, memperoleh pekerjaan, menikah, memiliki anak, hingga pensiun.
Berikut merupakan agen-agen sosialisasi:
Keluarga merupakan agen sosialisasi pertama dan terpenting. Agen sosialisasi keluarga terdiri dari sistem keluarga inti (nuclear family) dan sistem kekerabatan (extended family).
Keluarga inti meliputi ayah, ibu, dan saudara kandung maupun angkat yang tinggal dalam satu rumah. Sedangkan sistem kekerabatan meliputi kakek, nenek, paman, dan bibi.
Keluarga termasuk kelompok primer yang memiliki intensitas tinggi dalam mengawasi anggota keluarganya. Sosialisasi dalam keluarga dapat memengaruhi pembentukan kepribadian anak.
Individu dihadapkan pada berbagai pengalaman berbeda di sekolah. Mereka berinteraksi dengan orang-orang dari berbagai latar belakang agama, kelas sosial, ras, etnis, dan kebudayaan.
Sosialisasi di sekolah memiliki tujuan menanamkan nilai kedisiplinan yang berorientasi mempersiapkan peran peserta didik pada masa mendatang. Agen sosialisasi sekolah merupakan bentuk dari sosialisasi sekunder.
Sosialisasi juga terjadi di antara kelompok sepermainan, baik teman sebaya maupun tidak sebaya.