KOMPAS.com - Konflik merupakan satu hal yang tidak bisa terelakkan, tetapi dapat diatasi sehingga konflik tidak mengganggu setiap individu.
Semua orang tentu akan memiliki cara tersendiri dalam menyelesaikan konflik. Semua tergantung dari kepribadian serta nilai yang dipegang oleh masing-masing individu.
Salah satu nilai yang memengaruhi gaya penyelesaian konflik yang dipilih seseorang adalah nilai individualisme-kolektivisme.
Dikutip dari Pengantar Teori Komunikasi: Analisis dan Aplikasi (2017) karya Richard West & Lynn H.Turner, Ting Toomey menyatakan bahwa pada masyarakat individualis, gaya penyelesaian konflik cenderung menggunakan metode dominasi.
Sedangkan masyarakat kolektivis, gaya penyelesaian konflik yang diambil lebih bersifat membantu lawan atau menghindari konflik itu sendiri.
Baca juga: Konsekuensi Teori Relativitas Khusus
Individualisme didefinisikan sebagai ikatan sesama individu dalam sebuah masyarakat mulai hilang dan perhatian individu hanya terpusat pada dirinya serta keluarga inti saja.
Individualisme juga dapat diartikan sebagai nilai budaya di mana individu lepas dari masyarakat dan memusatkan perhatian pada dirinya sendiri.
Secara umum saat seseorang menekankan faktor individu di atas kelompok maka ia mengutarakan pandangan individualistis.
Individualisme merujuk pada kecenderungan orang-orang untuk menonjolkan identitas individu di atas identitas kelompok, hak individu di atas hak kelompok, dan kebutuhan individu di atas kebutuhan kelompok.
Manusia yang individualisme menekankan inisiatif individu, kemandirian, ekspresi individual, dan keleluasaan pribadi.
Nilai-nilai yang bersifat individualistis menonjolkan kebebasan, kejujuran, kenyamanan, dan kesetaraan pribadi di antara yang lain.
Baca juga: Teori Ekologi Media: Pengertian dan Asumsi
Kolektivisme adalah nilai di mana masyarakat tergabung dalam ikatan yang kohesif. Individu wajib untuk menjaga loyalitas terhadap kelompoknya. Kolektivisme juga dapat diartikan sebagai perhatian individu pada masyarakat tempat ia tinggal.
Kolektivisme menekankan pentingnya tujuan kelompok di atas tujuan individu, kewajiban kelompok di atas hak individu, dan kebutuhan kelompok atas keinginan individu.
Kolektivisme adalah nilai budaya yang menekankan pada kepentingan kelompok di atas kepentingan individu.
Orang-orang dengan budaya kolektivis memberi nilai pada kerja sama dan melihat diri mereka sebagai bagian dari kelompok yang lebih besar.
Nilai-nilai kolektivisme berfokus pada keharmonisan, menghormati harapan orang tua, dan memenuhi kebutuhan orang lain.
Dilansir dari jurnal Hubungan Budaya Individualis-Kolektif dan Motivasi Berbelanja Hedonik pada Masyarakat Kota Jakarta (2017) oleh Devi Jatmika, perbedaan masyarakat perbedaan masyarakat individualis dan kolektif, sebagai berikut:
Individualis | Kolektif |
Setiap orang harus menjaga diri sendiri dan hanya keluarga langsung mereka | Orang-orang yang lahir didalam keluarga besar atau marga, yang melindungi mereka sebagai pertukaran untuk loyalitas |
Kesadaran "saya" | Kesadaran "kamu" |
Hak untuk privasi | Menekankan pada kebersamaan |
Mnegemukaan pemikiran adalah hal yang sehat | Harmoni harus dijaga |
Orang-orang lain diklasifikasikan sebagai individu | Orang-orang lain diklasifikasikan sebagai dalam kelompok (in group) atau luar kelompok (out group) |
Opini pribadi seseorang diharapkan | Opini-opini ditentukan oleh dalam kelompok (in group) |
Pelanggaran terhadap norma menimbulkan perasaan bersalah | Pelanggaran terhadap norma menimbulkan perasaan malu |
Tujuan dari pendidikan adalah belajar | Tujuan dari pendidikan adalah bagaimana melakukan sesuatu |
Tugas didahulukan daripada hubungan | Hubungan didahulukan daripada tugas |
Baca juga: Apa Itu Teori Ketergantungan Media?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.