KOMPAS.com – Bahan bakar fosil adalah jenis bahan bakar yang paling banyak digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Namun, penggunan bahan bakar fosil menimbulkan banyak dampak negatif bagi kehidupan di bumi.
Apa saja dampak menggunakan bahan bakar fosil? Berikut adalah dampak dari penggunaan bahan bakar fosil!
Dilansir dari Understanding Global Change, pembakaran bahan bakar fosil melepaskan gas rumah kaca yang tetap berada di atmosfer selama ratusan tahun.
Gas rumah kaca hasil pembakaran bahan bakar fosil adalah karbon dioksida (CO2), nitrogen oksida (NO2), metana (CH4), karbon monoksida (CO) dan sulfur dioksida (SO2).
Baca juga: Dampak Meningkatnya Gas Rumah Kaca di Atmosfer Bumi
Gas rumah kaca akan memerangkap panas matahari, membuat bumi mengalami pemanasan global yang berbahaya bagi kehidupan di bumi.
Dampak pembakaran bahan bakar fosil adalah polusi udara. Sejak manusia menggunakan bahan bakar fosil secara besar-besaran, polusi udara di bumi meningkat tajam.
Pembakaran bahan bakar fosil melepaskan berbagai polutan udara seperti gas beracun dan molekul partikulat. Polusi udara dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan seperti penyakit pernapasan, iritasi mata, stroke, dan juga penyakit jantung.
Dilansir dari Harvard School of Public Health, lebih dari delapan juta orang meninggal pada tahun 2018 akibat polusi bahan bakar fosil. Artinya, polusi bahan bakar fosil adalah satu dari lima penyebab kematian di seluruh dunia.
Baca juga: Penyebab Polusi Udara di Kota Besar
Proses ekstraksi, pengolahan, dan pembakaran bahan bakar fosil menggunakan bahan banyak bahan kimia yang menyebabkan pencemaran tanah. Belum lagi tumpahan bahan bakar fosil dan ledakan yang kerap terjadi di sekitar lokasi pengolahannya.
Hal tersebut menyebabkan pencemaran tanah. Sehingga, lokasi sekitar tambang bahan bakar fosil biasanya memiliki tanah tercemar yang sulit untuk ditinggali hewan maupun tumbuhan.
Dilansir dari epa.gov, pembakaran bahan bakar fosil menghasilkan kelebihan nitrogen di atmosfer baik dalam bentuk nitrogen oksida ataupun amonia. Kedua bentuk nitrogen tersebut dapat masuk ke air melalui berbagai cara dan mengakibatkan polusi air.
Baca juga: Pencemaran Minyak di Laut: Upaya Mengatasi dan Dampaknya
Pengasaman air atau menurunnya kadar keasaman (pH) yang membuat air menjadi beracun bagi tumbuhan dan hewan di dalamnya.
Polusi air juga disebabkan oleh tumpahan bahan bakar fosil dan juga bahan kimia yang digunakan dalam proses pertambangan juga pengolahannya.
Tumpahan minyak di laut menjadi salah satu sampak buruk penggunaan bahan bakar fosil. Karena tumpahan minyak tersebut dapat mematikan berbagai tumbuhan dan hewan disekitarnya.
Dampak pembakaran bahan bakar fosil selanjutnya adalah mengurangi pasokan air bersih. Pembakaran bahan bakar fosil terutama untuk pembangkit listrik menghasilkan panas yang sangat besar.
Baca juga: Bagaimana Perubahan Iklim dapat Memengaruhi Ketersediaan Air Bersih?
Panas tersebut harus didinginkan oleh air. Setiap pembangkit listrik tenaga bahan bakar fosil membutuhkan ratusan galon air setiap harinya untuk mendinginkan pembangkitnya.
Hal tersebut membuat pembakaran bahan bakar fosil mengurangi pasokan air bersih.
Gas sulfur dioksida, nitrogen oksida, dan juga karbon dioksida yang dilepaskan saat pembakaran bahan bakar fosil akan menyatu dengan uap air di udara.
Hal tersebut akan menyebabkan hujan asam yang merusakan bangunan, lingkungan, juga berbahaya bagi manusia, hewan, dan tumbuhan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.