Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/01/2021, 20:04 WIB

KOMPAS.com - Polusi adalah masuknya polutan kedalam lingkungan baik pada udara, air, dan juga tanah. Polusi udara adalah salah satu hal yang menjadi masalah di kota-kota besar.

Coba bandingkan kualitas udara di kota besar dan di desa, dengan menghirupnya saja kamu akan tahu bahwa udara di desa lebih sejuk dan bersih. Pada materi kali ini kita akan membahas apa saja penyebab polusi udara di kota-kota besar.

Dilansir dari Encyclopedia Britannica, polusi udara adalah pelepasan gas, padatan halus, dan aerosol cair ke udara dengan kecepatan yang melebihi kecepatan alami lingkungan untuk menghilangkannya. Sumber dari polusi udara di kota besar di antaranya:

  • Pembakaran Bahan Bakar Fosil

Di kota besar, penduduknya banyak menggunakan kendaraan bermotor belum lagi jumlah kendaraan umum yang sangat banyak. Semua kendaraan tersebut menggunakan bahan bakar fosil seperti bensin dan solar sebai bahan bakar. Belum lagi pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) masih banyak yang menggunakan batu bara sebagai bahan bakarnya.

Pembakaran bahan bakar fosil mengemisikan polutan ke udara dan menyebabkan polusi udara. Polutan yang diemisikan beberapa diantaranya adalah gas karbon monoksida, gas nitrogen oksida, gas nitrogen dioksida, gas sulfur dioksida, gas sulfur trioksida, dan juga timbal.

  • Industri

Kota besar merupakan tempat berkumpulnya berbagai jenis industry penopang kehidupan manusia. Dilansir dari Conserve Energy Future, industri mengemisikan sejumlah besar karbon monoksida, hidrokarbon, senyawa organik, partikel debu, dan bahan kimia ke udara.

Baca juga: Pencemaran Udara: Dampak dan Solusi

  • Kegiatan Rumah Tangga

Kegiatan rumah tangga seperti penggunaan kulkas pendingin dan AC turut menyumbang polutan udara berupa gas CFC. CFC merupakan salah satu gas rumah kaca yang dapat merusak lapisan Ozon Bumi sehingga mendorong terjadinya pemanasan global.

  • Sampah

Kota besar memiliki jumlah penduduk yang jauh lebih banyak dibandingkan desa, maupun kota kecil lainnya. Banyaknya penduduk berarti semakin banyak pula sampah yang dihasilkan setiap harinya. Sampah-sampah ini ditumpuk di tempat pembuangan sampah, sampah kemudian membusuk dan melepaskan gas metana ke udara.

Gas metana adalah salah satu gas rumah kaca perusak lapisan ozon Bumi, juga merupakan gas yang sangat mudah terbakar dan berbahaya bila terhirup makhluk hidup dalam jumlah yang besar.

  • Rokok

Rokok tidak hanya membunuhmu, melainkan membunuh Bumi karena merupakan salah satu penyumbang polusi udara di kota besar. Dilansir dari Medical News Today, pembakaran rokok menghasilkan partikel halus yang paling berbahaya bagi kesehatan 10 kali lebih banyak dibandingkan dengan knalpot mesin diesel.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+