KOMPAS.com - Teori Spiral Keheningan berpijak pada opini publik. Ketertarikan untuk mengemukakan pendapat sangat bergantung pada media.
Tanpa dukungan dari orang lain yang berpandangan berbeda, orang akan tetap bersikap konsonan terhadap pandangan yang ditawarkan oleh media.
Dikutip dari Pengantar Teori Komunikasi: Analisis dan Aplikasi (2017) karya Richard West dan Lynn H.Turner, pengaruh penting dari media adalah pembentukan opini publik yang secara langsung berhubungan dengan kebebasan berpendapat dan memicu timbulnya kelompok mayoritas dan minoritas.
Publik tidak diberi interpretasi peristiwa dalam berita yang luas dan seimbang. Sehingga publik diberi pandangan mengenai realitas yang terbatas. Pendekatan dalam meliput berita juga mempersempit persepsi seseorang.
Baca juga: Pengertian Teori Spiral Keheningan dan Asumsinya
Beberapa ahli mempertimbangkan tiga karakteristik media berita yang ingin diungkapkan, diantaranya:
Merujuk pada fakta bahwa media adalah sumber informasi yang berkuasa. Banyak orang bergantung pada media ketika mencari informasi, karena media terdapat di mana-mana.
Media merujuk pada proses media yang mengulang dirinya sendiri melintasi program dan waktu. Publik sering membaca suatu cerita di surat kabar pagi, mendengarkan cerita di radio, kemudian menonton cerita yang ada di surat kabar maupun di radio pada berita sore.
Teori ini menyatakan bahwa persetujuan terhadap suatu suara memengaruhi informasi apa yang dikeluarkan publik untuk membantu mereka membentuk opini.
Berhubungan dengan kesamaan keyakinan, sikap, dan nilai yang dipegang oleh media. Konsonansi dihasilkan dari tedensi orang-orang untuk menginformasikan ide dan opini mereka sendiri, dan membuat publik berasal dari publik.
Baca juga: Teori Dramatisme: Pengertian, Asumsi, dan Retorika
Setiap karakteristik menyebabkan opini mayoritas didengarkan, mereka yang ingin menghindari isolasi kadang kala akan tetap diam. Tidaklah mengejutkan bahwa media sangat berpengaruh dalam pembentukan opini publik.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.