Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Definisi Fosil, Jenis, dan Prosesnya

Kompas.com - 29/04/2022, 15:00 WIB
Serafica Gischa

Penulis

KOMPAS.com - Sisa-sisa tulang belulang manusia, hewan, dan tumbuhan yang sudah membatu disebut juga fosil. 

Dikutip dari Buku Saku: Fosil (2002) oleh Douglas Palmer, fosil berasal dari bahasa Latin, fossa yang artinya menggali keluar dari dalam tanah. 

Suatu organisme menjadi sebuah fosil karena sudah tertimbun sedimentasi selama berjuta-juta tahun. 

Suatu benda dapat dikatakan sebagai fosil jika memenuhi syarat sebagai berikut: 

  • Merupakan sisa organisme
  • Terawetkan secara ilmiah 
  • Secara umum berbentuk padat, kompak, atau keras
  • Mengandung kadar oksigen dalam jumlah sedikit
  • Berumur lebih dari 10.000 tahun 
  • Fosil dapat berukuran besar maupun kecil, seperti mikrosofil yang hanya dapat dilihat melalui mikroskop. 

Baca juga: Apakah Perbedaan Fosil dan Artefak?

Jenis-jenis fosil 

Pakar paleontologi mengklasifikasikan fosil menjadi beberapa jenis, yaitu: 

  • Fosil batu, fosil yang terbentuk dari batu ambar atau amber. 
  • Fosil ter, fosil yang terbentuk di sumur ter La Brea di Kalifornia.
  • Fosil hidup, spesies hidup yang menyerupai sebuah spesies yang dianggap sudah punah. Umunya terjadi pada hewan dan tumbuhan. 
  • Fosil kerangka, biasanya seperti cangkang, gigi, dan tulang.
  • Fosil jaringan lunak, contohnya seperti fosil kolagen atau struktur protein pada kulit yang ditemukan pada jejak-jejak fosil. 
  • Fosil kayu, di mana semua bahan organik pada kayu sudah tergantikan dengan mineral, namun struktur dari kayu itu sendiri masih terjaga. 

Proses pembentukan fosil 

Agar suatu organisme menjadi fosil, sisa-sisa dari bagiannya harus segera tertutupi sedimen setelah mati. Hal inilah yang menyebabkan fosil selalu ditemukan di formasi batuan yang sangat dalam. 

Sedimen yang dimaksud dapat berupa laut berpasir, tar  dan lava. Seiring berjalannya waktu, mineral dalam sedimen akan meresap ke dalam sisa-sisa organisme dan menjadi fosil. 

Fosilisasi umumnya terjadi pada bagian-bagian organisme yang keras, seperti tulang kepala, tulang gigi, kerangla, dan cangkang. 

Baca juga: Bahan Bakar Fosil yang Paling Banyak di Dunia

Fosilisasi 

Dilansir dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, fosil dapat terbentuk akibat peristiwa berikut: 

  • Petrifaction 

Bagian lunak dari batang tumbuhan diganti dengan presipitasi mineral yang terlarut dalam air sedimen. 

  • Karbonisasi

Daun atau mineral tumbuhan yang jatuh ke rawa terhindar dari oksidasi dan diubah menjadi cetakan karbon tanpa mengubah bentuk asal. 

  • Pencetakan 

Pada saat diagnesia sisa binatang atau tumbuhan terlarut sehingga terjadilah rongga seperti cetakan yang bentuk dan besarnya sama dengan benda aslinya. Jika rongga terisi mineral maka terbentuk hasil cetakan. 

  • Penggantian 

Pada bagian yang keras dari organisme seperti cangkang, semula terdiri dari kalsium karbonat (CaCO3) digantikan oleh silika.

Baca juga: Bahan Bakar Fosil: Minyak Bumi, Batu Bara, dan Gas Alam

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com