KOMPAS.com – Apatis adalah sikap tak peduli atau masa bodoh dengan yang terjadi di sekitarnya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), apatis adalah acuh tidak acuh, tidak peduli, dan masa bodoh.
Apatis berasal dari kata serapan bahasa Inggris, yaitu apathy. Kata tersebut diadaptasi dari bahasa Latin yaitu apathes yang berarti tanpa perasaan.
Dikutip dari jurnal Reasons for Political Interest and Apathy Among University Students: A Qualitative Study (2012) karya Ahmed dan kawan-kawan, Solmitz menjelaskan apatis adalah ketidakpedulian individu di mana seseorang tidak memiliki minat atau tidak adanya perhatian terhadap aspek-aspek tertentu seperti kehidupan sosial maupun aspek fisik dan emosional.
Albertine Minderop dalam buku yang berjudul Psikologi Sastra (2011), mengartikan apatis sebagai bentuk lain dari reaksi terhadap frustrasi, yaitu sikap apatis dengan cara menarik diri seakan-akan pasrah.
Sedangkan disadur dari situs News Medical Life Science, seseorang dapat dikatakan apatis apabila mereka menunjukkan kurangnya perasaan minat dan perhatian khusus tentang situasi tertentu, atau kehidupan secara umum.
Baca juga: Mengetahui Arti Anarkisme yang Sebenarnya
Michael Rush dalam karya tulis skripsi milik Arnadi yang berjudul Analisis Faktor Pembentuk Sikap Apatisme Mahasiswa Pada Partai Politik (2016), memaparkan beberapa ciri-ciri dari sikap apatis, berikut ciri-ciri tersebut:
Apatis dapat disebabkan oleh berbagai hal, seperti:
Hal tersebut disebabkan seseorang yang sudah terlalu sering dikecewakan atau dibohongi oleh orang lain hingga merasa dikhianati oleh orang tersebut.
Hal tersebut disebabkan seseorang menerima perilaku yang tidak menyenangkan dari orang lain seperti perundungan atau pengucilan.
Hal tersebut disebabkan seseorang merasa disepelekan oleh orang lain atau tidak pernah merasa dihargai.
Hal tersebut disebabkan kurangnya rasa kasih sayang dari orang lain terutama dari keluarga.
Baca juga: Otoritarianisme: Pengertian, Ciri-ciri, dan Contohnya
Apatis akan berdampak pada beberapa hal, seperti: