Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Sidik Jari Tiap Orang Berbeda?

Kompas.com - 28/08/2021, 12:15 WIB
Vanya Karunia Mulia Putri ,
Serafica Gischa

Tim Redaksi

KOMPAS.comSidik jari manusia menyimpan banyak misteri. Seolah tidak terlihat, namun sebenarnya banyak menyimpan rahasia. Itulah sidik jari. Sejak lahir hingga meninggal, manusia selalu memiliki sidik jari yang sama dan tidak berubah.

Dengan menelusuri atau meneliti lebih jauh, sidik jari bisa menjadi cara terbaik untuk mengidentifikasi seseorang. Sidik jari sangatlah unik. Karena ternyata tiap orang memiliki sidik jari yang berbeda, bahkan kembar identik sekalipun.

Kira-kira mengapa sidik jari tiap orang bisa berbeda?

Perbedaan gen

Melansir dari situs Ask Dr. Universe – Washington State University, sidik jari yang dimiliki tiap manusia bisa berbeda karena adanya perbedaan gen berdasarkan keturunan. Gen bisa menentukan warna kulit, bentuk hidung, warna mata, hingga sidik jari.

Gen didapat dari warisan orang tua. Apabila orang tua mempunyai pola sidik jari tertentu, maka dapat dipastikan sang anak juga mempunyai unsur atau sedikit susunan pola tersebut. Dalam pembentukan sidik jari, gen hanya memberi desain dasar saja.

Baca juga: Faktor-faktor yang Memengaruhi Pengeluaran Keringat dari Tubuh

Pembentukan kulit

Dikutip dari Science ABC, sidik jari pada manusia muncul sekitar di minggu ke-10 kehamilan. Terbentuk ketika manusia masih menjadi janin kecil di dalam rahim ibu. Secara perlahan, garis samar di bagian jari tangan dan kaki mulai terlihat jelas ketika usia kandungan mencapai enam bulan.

Saat berada di dalam kandungan, lapisan sel pada jari tangan dan kaki sedang bertumbuh. Namun, kecepatan pertumbuhan tiap lapisan berbeda. Ada yang lebih cepat, tetapi ada pula yang lebih lambat.

Apabila satu lapisan sel tumbuh, lapisan ini bisa meregang serta menarik lapisan lainnya, sehingga membentuk pola sidik jari yang berbeda dan unik. Hal ini terus terjadi hingga akhirnya bayi dilahirkan.

Faktor lingkungan

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, sidik jari terbentuk ketika manusia masih berada di dalam kandungan. Perbedaan sidik jari tiap manusia juga ddisebabkan oleh faktor lingkungan, seperti tekanan darah, nutrisi ibu, kadar oksigen, posisi janin dalam rahim, cairan ketuban, dan masih banyak lagi.

Atas dasar faktor itulah, manusia bisa mempunyai sidik jari yang berbeda sekalipun kembar identik. Penyebab perbedaan lainnya ialah karena faktor gen serta pembentukan kulit manusia ketika berada di dalam rahim.

Baca juga: Apakah Manusia Bisa Hidup dengan 1 Ginjal?

Kapan sidik jari mulai dipelajari?

Dalam situs Wonderopolis, dijelaskan jika keberadaan sidik jari mulai diketahui oleh para ilmuwan sejak abad ke-19. Pada awal tahun 1892, seorang ilmuwan Inggris bernama Sir Francis Galton menulis buku tentang sidik jari untuk memecahkan kasus kejahatan.

Namun, baru pada tahun 1896, Sir Edward Richard Henry mengembangkan cara untuk mengklasifikasikan pola punggungan jari pada sidik jari. Pola ini dibagi menjadi tiga, yaitu loop, whorls, serta arches.

Sejak saat itu, pembelajaran dan penelitian tentang sidik jari makin dikembangkan. Hingga saat ini, ilmu pembelajaran sidik jari atau dactyloscopy terus dipelajari dan digunakan oleh beberapa pihak berkepentingan, khususnya lembaga penegakan hukum di seluruh dunia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com