Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa yang Terjadi Jika Kutub Bumi Mencair?

Kompas.com - 27/03/2021, 16:03 WIB
Vanya Karunia Mulia Putri ,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sejak awal 1900-an, satu persatu gletser di kutub utara dan kutub selatan mulai mencair. Aktivitas manusia yang tidak ramah lingkungan menjadi penyebab utama mencairnya gletser.

Penggunaan emisi gas rumah kaca, revolusi industri, meningkatnya karbon dioksida, menjadi penyebab naiknya suhu global dan akhirnya satu persatu gletser di dunia mencair ke laut.

Ilmuwan memprediksi jika penggunaan emisi terus meningkat tanpa kendali, maka kita tidak akan lagi bisa melihat es di Kutub Utara pada musim panas setelah 2040.

Cairnya gletser jelas membawa dampak buruk bagi lingkungan dan makhluk hidup. Apa sajakah hal yang akan terjadi jika gletser terus mencair?

Permukaan laut dunia meningkat

Dilansir dari World Wildlife Fund (WWF), salah satu dampak utama dari mencairnya gletser ialah kenaikan permukaan air laut dunia, karena bongkahan gletser akan jatuh dan mencair di laut. Akibatnya erosi pantai dan gelombang badai pantai, seperti topan, akan meningkat. 

Para ahli memperkirakan jika seluruh gletser dan lapisan es di bumi mencair, permukaan laut dunia akan mengalami peningkatan sebesar 230 kaki atau sekitar 70 meter. Akibatnya seluruh kota pesisir akan ditutupi laut dan luas lahan akan menyusut.

Baca juga: Puluhan Orang Masih Terperangkap dalam Terowongan Setelah Gletser Himalaya Runtuh

Kita tidak tahu pasti kapan seluruh gletser dan lapisan es dunia akan mencair. Namun, sejumlah ilmuwan mengatakan jika butuh waktu lebih dari lima ribu tahun untuk mencairkan seluruh gletser dan lapisan es.

Prediksi ini hanya bisa menjadi kenyataan jika aktivitas manusia berubah menjadi lebih ramah lingkungan. Contohnya dengan mengurangi penggunaan kendaraan bermotor, emisi gas kaca, meminimalisir polusi udara, serta menjaga lingkungan.

Rotasi bumi melambat

Mengutip dari NASA, kecepatan rotasi bumi sangat dipengaruhi oleh sumbu rotasinya. Semakin dekat posisinya, maka kecepatan rotasi bumi akan semakin cepat.

Gletser dan lapisan es dunia yang terus menerus mencair ke lautan, bisa mengubah rotasi bumi. Jika posisi cairan esnya berada dekat dengan sumbernya, yakni gletser atau lapisannya, maka rotasi bumi tidak akan berubah.

Hal ini dikarenakan tidak adanya pergerakan massa bersih dari lelehan air tersebut. Namun, jika cairan esnya mengalir ke lautan dan menyebar, maka rotasi bumi akan mengalami perubahan, karena adanya pergerakan massa.

Kenaikan permukaan air laut berpengaruh pada kecepatan rotasi bumi. Karena semakin tinggi air lautnya, poros rotasi bumi, yakni Kutub Utara akan mengalami perpindahan secara perlahan.

Baca juga: Mengapa Efek Rumah Kaca Membahayakan Manusia, Tumbuhan, dan Hewan?

Makhluk hidup kehilangan tempat tinggal

Dilansir dari Conserve Energy Future, mencairnya gletser bisa menyebabkan makhluk hidup kehilangan tempat tinggalnya. Salah satunya contohnya beruang kutub yang membutuhkan udara serta suhu sejuk untuk kehidupan sehari-hari mereka.

Manusia juga bisa kehilangan tempat tinggalnya, karena banjir ekstrim bisa kapan saja terjadi. Naiknya permukaan air laut bisa dengan cepat dialirkan ke sungai dan danau, sehingga banjir lebih mudah terjadi.

Keberlangungan hidup ikan juga dapat terganggu, karena meningkatnya air laut akan diiringi dengan peningkatan suhu air. Akibatnya perkembangbiakan ikan menjadi tidak pasti dan terumbu karang akan menghilang.

Dalam proses fotosintesis, terumbu karang membutuhkan sinar matahari. Jika air laut terus naik, terumbu karang akan semakin kesusahan untuk melakukan proses fotosintesis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com