Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Analisis Gerak Fase Recovery dalam Olahraga Lari Jarak Pendek

Kompas.com - 11/12/2020, 14:00 WIB
Vanya Karunia Mulia Putri ,
Ari Welianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Lari jarak pendek atau yang lebih dikenal sebagai lari sprint merupakan salah satu jenis olahraga atletik yang sering diperlombakan.

Walau terdengar mudah, namun sebenarnya lari sprint juga membutuhkan penguasaan dan keterampilan teknik yang baik seperti olahraga lainnya.

Teknik dalam lari jarak pendek dibagi menjadi tiga, yaitu teknik start jongkok, teknik berlari, serta teknik melewati garis finish.

Semuanya penting untuk dipelajari serta dikuasai oleh para sprinter. Karena seluruh teknik tersebut sangat berpengaruh pada performa dan kecepatan berlari.

Lari sprint menggunakan teknik start jongkok karena bisa memberikan dorongan lebih pada saat berlari sehingga teknik ini harus dikuasai oleh para sprinter.

Baca juga: Analisis Gerak Fase Drive dalam Olahraga Lari Jarak Pendek

Sedangkan untuk teknik berlari dalam lari sprint juga membutuhkan penguasaan teknik serta posisi tubuh yang baik. Saat berlari, para sprinter harus bisa rileks dan mengatur napas.

Teknik berlari dalam lari cepat dibagi menjadi dua, yakni drive phase dan recovery phase. Semua fase tersebut pastinya dialami oleh para sprinter.

Fase recovery adalah salah satu fase yang harus dijalani saat sedang berlari sprint.

Drive phase terjadi saat kaki depan menyentuh tanah untuk berlari dan kaki belakang diluruskan ke belakang sebagai tolakan atau dorongan saat berlari.

Lalu, bagaimana dengan recovery phase?

Mengutip dari situs National Strength and Conditioning Association (NSCA.com), recovery phase terjadi saat bagian bola kaki depan terangkat dari tanah dan akhirnya kembali ke tanah.

Baca juga: Analisis Gerak Lari dalam Olahraga Lari Jarak Pendek

Para sprinter harus membuat lutut lebih rileks serta menarik tumit dengan menggunakan kekuatan dari pinggul. Saat melakukan recovery phase, posisi tubuh haruslah rileks.

Tidak diperbolehkan untuk memaksa diri menggerakkan kaki secara aktif saat melalui recovery phase. Alasannya karena energi akan lebih cepat terkuras.

Posisi tubuh saat akan menjalani recovery phase juga haruslah tepat. Kepala dan leher harus dalam posisi rileks.

Selain itu, tangan juga harus diayunkan berlawanan dengan kaki yang menapak tanah.

Contohnya jika kaki kanan yang menapak tanah, maka tangan kiri yang diayunkan, begitu pula sebaliknya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com