Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keunikan dan Pesan Moral Teater Nusantara

Kompas.com - 10/12/2020, 20:15 WIB
Fidelis Dhayu Nareswari,
Ari Welianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Teater Nusantara merupakan teater bagian dari masyarakat di wilayah Indonesia. 

Di mana teater Nusantara memiliki ciri khas, keindahan, keunikan, dan pesan moral kepada masyarakat.

Banyak bentuk pementasan teater di Indonesia membawa pesan moral yang biasanya cukup penting. Kondisi inilah yang membuat seni teater memiliki keunikan tersendiri.

Pertunjukan teater pada umumnya memiliki pesan moral tentang kemanusiaan dan kritik sosial. Kritik-kritik tersebut mengungkapkan ketidakadilan yang terhadi di masyarakat. 

Di mana itu semua dikemas dan diwujudkan berdasarkan kreativitas masing-masing kelompok.  

Dikutip dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), beberapa kelompok teater Nusantara memiliki keunikan pada saa pertunjukannya.

Baca juga: Seni Teater Kontemporer: Pengertian dan Cirinya

Berikut keunikan beberapa kelompok teater Nusantara:

  • Teater Garasi

Pertunjukan perdana Garasi adalah pertunjukan Wah karya Putu Wijaya pada tanggal 2 April 1995 di Purna Budaya Yogyakarta. Pertunjukan tersebut mampu menyedot lebih dari 1000 penonton dalam satu malam.

Teater Garasi lahir di Yogyakarta pada pertengahan tahun 90-an telah mempunyai pola yang cukup mapan dalam hal penyutradaraan oleh Yudi Ahmad Tajudin.

Pemain dituntut bekerja keras melakukan eksplorasi terhadap setiap hal yang dimungkinkan. Pemain melakukan latihan berdasarkan kesadaran untuk melakukan jelajah kreativitas.

Pertunjukan kelompok ini senantiasa memukau dengan kemampuan individu para pemainnya. Serta dukungan artistik sehingga menghasilkan pertunjukan yang senantiasa menawan.

Pertunjukan Garasi seakan menjadi barometer peta perkembangan teater mutakhir Indonesia.

  • Teater Tetas

Kelompok tersebut berdiri sejak 30 September 1978. Pada awalnya bernama Teater Egg yang beranggotakan sejumlah aktivis teater di Gelanggang Remaja Bulungan Jakarta Selatan dan berubah nama menjadi Teater Tetas sejak 1984.

Baca juga: Sutradara Ungkap Teater Koma Cinta Semesta Dipersiapkan Selama 7 Bulan 

Keunikan kelompok ini dikenal melalui pertunjukan-pertunjukannya yang mengangkat mitos pewayangan sebagai materi dasar pertunjukan.

Namun demikian, tidak tertutup kemungkinan untuk mengangkat gaya lain dalam pertunjukannya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

4 Struktur Pelindung Mata, Apa Saja Itu?

4 Struktur Pelindung Mata, Apa Saja Itu?

Skola
Macam-macam Gangguan Telinga dan Penyebabnya

Macam-macam Gangguan Telinga dan Penyebabnya

Skola
Sifat-sifat Kebudayaan beserta Contohnya

Sifat-sifat Kebudayaan beserta Contohnya

Skola
5 Cara Penerapan Ragam Hias pada Bahan Tekstil

5 Cara Penerapan Ragam Hias pada Bahan Tekstil

Skola
Mengenal 4 Jenis Seni Grafis

Mengenal 4 Jenis Seni Grafis

Skola
Mengenal 5 Tema dalam Seni Lukis

Mengenal 5 Tema dalam Seni Lukis

Skola
Faktor Risiko, Diagnosis, dan Pencegahan Kleptomania

Faktor Risiko, Diagnosis, dan Pencegahan Kleptomania

Skola
Pengertian, Gejala, Penyebab dari Kleptomania

Pengertian, Gejala, Penyebab dari Kleptomania

Skola
Pengertian dan Gejala Cairan Paru-paru atau Efusi Pleura

Pengertian dan Gejala Cairan Paru-paru atau Efusi Pleura

Skola
Model Komunikasi Newcomb: Asumsi dan Contohnya

Model Komunikasi Newcomb: Asumsi dan Contohnya

Skola
Apa yang Dimaksud dengan Anak Mandiri?

Apa yang Dimaksud dengan Anak Mandiri?

Skola
Bagaimana Cara Menghargai Pekerjaan Seseorang?

Bagaimana Cara Menghargai Pekerjaan Seseorang?

Skola
5 Manfaat Debat yang Harus Kamu Ketahui

5 Manfaat Debat yang Harus Kamu Ketahui

Skola
Mengenal 5 Bahaya Penyalahgunan Narkoba

Mengenal 5 Bahaya Penyalahgunan Narkoba

Skola
Isi Serat Wulangreh Pupuh Dhandhanggula

Isi Serat Wulangreh Pupuh Dhandhanggula

Skola
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com