KOMPAS.com - Kegiatan membatik sebenarnya hampir sama dengan melukis. Hanya saja prinsip membatik adalah meletakkan warna tertentu pada tempat tertentu.
Dalam buku Panduan Mudah Belajar Membatik (2012) karya Benny Grata, membatik adalah membuat hiasan pada kain khusus.
Tidak semua jenis kain dapat dibuat batik. Kain yang biasanya digunakan adalah yang berbahan dasar kapas dan sutra.
Bahan kain dari kapas disebut bahan alam karena diambil dari hasil pertanian. Kain sutra juga disebut bahan alam karena diambil dari sarang ulat sutra.
Bahan kain sintetik adalah kain olahan dari bahan-bahan campuran yang di antaranya adalah bahan plastik. Umumnya, kain sintetik tidak dapat dijadikan kain batik.
Baca juga: Bagaimana Perbedaan Falsafah Corak Batik Parang dan Truntum?
Berikut beberapa proses membatik:
Sebelum mulai membatik, kain yang akan digunakan sebaiknya dicuci bersih. Pencucian kain menggunakan campuran soda api dan sabun deterjen.
Proses ini menjadi langkah pertama dalam membatik tulis yang dikenal dengan istilah ngloyor dalam bahasa Jawa.
Setelah dicuci, baru dijemur hingga kering dan dihaluskan dengan setrika.
Langkah kedua adalah menggambari kain atau ngerengreng dalam bahasa Jawa. Motif digambar dengan pensil khusus atau spidol air.
Seluruh kain digambari motif, begitu juga kain sebaliknya.
Mencanting dilakukan dengan cara menorehkan malam cair pada kain yang sudah digambbar menggunakan canting. Terdapat beberapa hal yangharus dilakukan pada saat mencanting, yaitu:
Setelah dibuat pola, pembatik menorehkan malam cair dengan canting mengikuti garis outline atau kerangka yang sudah ada.
Setelah selesai membuat outline, bagian yang kosong harus diberi isen-isen berupa titik-titik (cecek) atau garis-garis (sawut).
Fungsinya untuk mempertebal dan memperjelas tembusan batikan pertama. Proses ini sama dengan membatik kerangka atau outline, hanya saja dilakukan di sebaliknya kain yang sudah dicanting.