Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Perbedaan Falsafah Corak Batik Parang dan Truntum?

Kompas.com - 04/05/2020, 08:00 WIB
Arum Sutrisni Putri

Penulis

KOMPAS.com - Program Belajar dari Rumah yang ditayangkan TVRI pada Senin, 4 Mei 2020 untuk SMP atau MTS dan sederajat membahas tema Kain Batik.

Dalam tayangan tersebut terdapat pertanyaan sebagai berikut:

Pertanyaan 2:

Terdapat dua corak batik yang dipakai keluarga kerajaan, yaitu Parang dan Truntum. Menurutmu, bagaimana perbedaan falsafah kedua corak batik tersebut?

Jawaban:

Batik motif Parang

Motif batik Parang dipakai khusus untuk keluarga raja atau bangsawan, tidak sembarangan orang bisa memakai motif Parang.

Batik motif Parang dasarnya hitam dan coklat serta ada warna putihnya. Falsafah batik motif Parang adalah dalam dunia ini ada gelap ada terang, ada susah ada senang.

Bentuk motif batik parang yang saling berkesinambungan menggambarkan:

  • jalinan hidup yang tidak pernah putus
  • selalu konsisten dalam upaya memperbaiki diri
  • memperjuangkan kesejahteraan
  • menjaga hubungan antara manusia dengan alam, manusia dengan manusia dan manusia dengan Tuhannya

Garis diagonal pada motif batik Parang menggambarkan bahwa manusia harus memiliki cita-cita luhur, kokoh dalam pendirian, serta setia pada nilai kebenaran.

Dinamika pola ini juga disebut sebagai ketangkasan, kewaspadaan, dan kontinuitas antara satu dengan yang lainnya.

Motif batik Parang memiliki kandungan makna tinggi.

Motif Parang mengandung simbol berupa pesan bahwa sebagai manusia hendaknya tidak pernah menyerah dalam mengarungi kehidupan, sebagaimana ombak di samudera yang tak pernah lelah untuk bergerak.

Motif batik Parang.Batik Heritage Motif batik Parang.

Motif batik Truntum

Motif batik Truntum seperti gambaran bintang bertaburan di langit.

Itu menggambarkan bahwa walaupun dalam keadaan gelap sekedip bintang itu bisa menerangi. Artinya dalam kegelapan ada terang juga.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com