KOMPAS.com - Kalian yang lahir di dekade 90-an atau sebelumnya mungkin merasa panas dahulu beda dengan panas sekarang.
Benarkah bumi semakin panas? Tahukah kamu kenapa begitu?
Mari lihat data temperatur tahunan global yang dilaporkan badan laut dan atmosfer Amerika Serikat, National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) dan beberapa lembaga ilmiah lainnya.
Secara umum, suhu bumi naik terus sejak tahun 1880. Lima tahun terakhir (2020-2015) adalah lima tahun terpanas sepanjang catatan sejarah modern.
Lalu bagaimana dengan Indonesia? Data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) juga menunjukkan tren yang sama.
Baca juga: Pemanasan Global: Proses, Penyebab, dan Dampaknya
Berdasarkan hasil pengamatan data selama 1981-2020, anomali suhu udara Indonesia bulan April cenderung naik.
Anomali suhu udara adalah perbandingan suhu udara pada tahun tertentu, relatif terhadap periode normal, dalam hal ini adalah rentang waktu tahun 1981-2020.
Fenomena naiknya suhu bumi disebut sebagai pemanasan global.
Dilansir dari NASA, bumi semakin panas karena semakin banyak gas rumah kaca di atmosfer bumi.
Gas rumah kaca seperti karbon dioksida dan metana, membuat panas dari matahari terperangkap di bumi.
Keberadaan gas rumah kaca di atmosfer bumi sebenarnya dibutuhkan. Gas rumah kaca membantu bumi cukup hangat untuk ditinggali manusia dan makhluk hidup lainnya.
Namun jika terlalu banyak, maka bumi akan terlalu panas.
Baca juga: Sistem Kerja Gas Rumah Kaca dalam Menjaga Kestabilan Temperatur Bumi
Gas rumah kaca semakin banyak di atmosfer karena pembakaran bahan bakar fosil. Yang termasuk bahan bakar fosil yakni batu bara, minyak bumi, dan gas alam.
Ketiga materi itu terbentuk dari fosil makhluk hidup yang mati dan terkubur jutaan tahun lalu. Panas dan tekanan dari dalam bumi mengubah fosil-fosil itu menjadi batuan, minyak, dan gas.
Manusia memanfaatkan bahan bakar fosil sebagai sumber energi untuk mesin, kendaraan, dan pembangkit listrik.