KOMPAS.com - Arkeolog saat ini terjebak dalam perdebatan tentang apakah salah satu nenek moyang kita yang misterius sudah menggunakan bahasa tertentu untuk berkomunikasi atau tidak selama mereka hidup.
Nenek moyang manusia yang dimaksud adalah Homo erectus.
Baca juga: Peneliti Ungkap Lokasi Homo erectus Berburu dan Menyembelih Gajah
Kenapa perdebatan itu bisa muncul?
Menurut beberapa ahli, jejak spesies Homo erectus yang telah punah di pulau-pulau terpencil menunjukkan bahwa mereka mampu membuat perahu dan menavigasi ombak.
Semua ketrampilan itu tentu memerlukan kemampuan komunikasi tingkat lanjut.
Mengutip IFL Science, Jumat (19/4/2024) H.erectus pertama kali muncul dalam catatan arkeologi sekitar 2 juta tahun yang lalu.
H.erectus menyebar ke seluruh Eurasia sebelum menghilang sekitar 100.000 tahun yang lalu.
Ada dugaan pula garis keturunan manusia yang punah tersebut sampai ke pulau Flores di Samudera Hindia dan Kreta di Mediterania.
Penguasaan maritim yang nyata ini telah mengilhami teori bahwa H. erectus memiliki keterampilan bahasa yang diperlukan untuk secara kolaboratif membangun kapal yang layak berlayar dan mengarungi lautan.
Namun profesor linguistik Rudolf Botha dari Universitas Stellenbosch tidak yakin.
Sebagai permulaan, dia mengatakan agak berlebihan untuk berasumsi bahwa spesies purba tersebut pernah menginjakkan kaki di Kreta.
Baca juga: Kapak Tangan Buatan Homo Erectus Ditemukan, Seperti Apa?
Untuk mendukung argumen ini, Botha menunjukkan bahwa tidak ada fosil H. erectus yang pernah ditemukan di pulau tersebut, dan meskipun peralatan batu prasejarah Kreta secara tentatif dikaitkan dengan spesies tersebut, beberapa ahli berpendapat bahwa kemungkinan besar peralatan tersebut dibuat oleh Neanderthal.
Sementara itu, di Flores, sisa-sisa manusia paling kuno yang pernah ditemukan adalah milik Homo floresiensis.
Homo floresiensis dianggap sebagai keturunan H.erectus tetapi mungkin juga berevolusi dari hominid lain seperti Homo habilis atau Australopithecus.
Oleh karena itu, tidak sepenuhnya pasti apakah H. erectus benar-benar berhasil mencapai salah satu pulau tersebut, meskipun Botha mengakui bahwa hal ini tampaknya lebih mungkin terjadi di Flores dibandingkan di Kreta.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya