KOMPAS.com - Dekarbonisasi di Asia Tenggara mengacu pada upaya kolektif negara-negara di kawasan ini untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, terutama karbon dioksida, dari berbagai sektor, seperti energi, industri, dan pertanian.
Tujuannya adalah untuk menanggulangi perubahan iklim dan mencapai pembangunan berkelanjutan.
Baca juga: Studi Klaim Dunia Alami Pemanasan Global Lebih Cepat dari Perkiraan
Semakin banyak emisi gas rumah kaca yang dilepas ke atmosfer, semakin menghangat planet ini. Kenaikan suhu Bumi dapat berakibat signifikan terhadap perubahan iklim.
Pada tahun 2015, hampir 200 negara berkomitmen pada Perjanjian Paris dengan tujuan membatasi pemanasan bumi di bawah 2 derajat Celcius di atas tingkat praindustri.
Kawasan Asia Tenggara sangat rentan terhadap dampak perubahan iklim, seperti kenaikan permukaan laut, kekeringan, dan banjir. Polusi udara di Asia Tenggara juga merupakan salah satu yang terburuk di dunia.
Dekarbonisasi dapat membantu mengurangi dampak ini dan melindungi masyarakat dan ekosistem.
Selain itu, banyak negara di Asia Tenggara bergantung pada impor bahan bakar fosil. Dekarbonisasi dapat membantu meningkatkan ketahanan energi dan mengurangi ketergantungan pada impor.
Dilansir dari Southeast Asia’s Green Economy 2024 Report, Indonesia telah menunjukkan peningkatan dalam Skor Indeks Hijau tahun 2024. Indonesia juga mengalami peningkatan yang stabil sebesar 28 persen dalam investasi ramah lingkungan swasta di tahun 2023 dibandingkan tahun sebelumnya.
Namun, masih terdapat kesenjangan antara investasi ramah lingkungan dengan investasi non ramah lingkungan.
Baca juga: Menanam Pohon di Tempat yang Salah Bisa Meningkatkan Pemanasan Global
Agar Indonesia dapat mempercepat pengembangan ekonomi hijau, dalam laporan Bain menyarankan, upaya kolaboratif antara sektor publik dan swasta untuk pendanaan transisi, pengembangan penetapan harga karbon, dan upaya untuk menciptakan lingkungan yang kompetitif.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.