Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penelitian Baru Ungkap Efek Buruk Obesitas bagi Kesehatan Kucing

Kompas.com - 16/11/2023, 14:00 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Obesitas pada kucing adalah gangguan nutrisi yang paling sering dialami oleh kucing rumahan. Tanda-tanda klinisnya terlihat jelas dan harus segera ditangani dengan serius.

Obesitas tentu akan menghambat kemampuan kucing untuk melakukan aktivitas fisik serta menurunkan kualitas hidupnya. Kelebihan berat badan yang signifikan juga dapat memperburuk beberapa penyakit.

Efek obesitas pada kucing menurut penelitian

Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan pada 29 September 2023 di Journal of Animal Science, sama seperti manusia, bertambahnya berat badan sering kali menyebabkan sejumlah masalah kesehatan yang berbeda pada kucing, seperti perubahan pada sistem pencernaan, diabetes tipe 2, dan peradangan kronis.

Untuk mengetahui apa yang terjadi ketika kucing terbiasa makan berlebihan, para ilmuwan mengumpulkan 11 ekor kucing betina dewasa yang telah dimandikan dan membiarkan mereka melahap makanan kering sebanyak yang mereka inginkan.

Baca juga: Kucing Punya Lebih dari 200 Ekspresi untuk Berkomunikasi

Penelitian ini juga melibatkan beberapa kucing yang diberi makanan secara terkontrol untuk membandingkan efek dari asupan makanan mereka.

Skor kondisi tubuh rata-rata (BCS) kucing yang makan berlebihan adalah 5,41 pada skala 9 poin di awal penelitian, tetapi setelah 18 minggu makan berlebihan, angka tersebut melonjak hingga 8,27, yang setara dengan 30% kelebihan berat badan.

Saat kucing mulai melakukan aktivitasnya, para peneliti mengamati tidak hanya ada lonjakan produksi kotoran, tetapi juga peningkatan waktu transit gastrointestinal, yang merupakan jumlah waktu antara makan dan buang air besar.

Menurut Kelly Swanson, profesor dan direktur sementara Divisi Ilmu Nutrisi di Universitas Illinois Urbana-Champaign, obesitas menyebabkan berkurangnya waktu bagi tubuh untuk mencerna makanan yang dikonsumsi sehingga mengakibatkan berkurangnya efisiensi pencernaan.

Swanson menambahkan, obesitas juga memengaruhi mikrobiota tinja kucing, yang kemungkinan karena berkurangnya efesiensi pencernaan.

Baca juga: Sejak Kapan Kucing Hitam Dikaitkan dengan Kesialan?

Karena kucing tidak mendapatkan semua nutrisi yang tepat, para peneliti melihat “perubahan signifikan” pada komposisi mikroba usus pada kucing gemuk.

Misalnya, mereka mencatat peningkatan Bifidobacterium, bakteri yang menghambat patogen dan merangsang sistem kekebalan tubuh, dan penurunan Collinsella, bakteri yang memecah serat dan dapat melindungi dari penyakit inflamasi.

Menariknya, hal ini berbanding terbalik dengan apa yang terjadi pada manusia yang kelebihan berat badan. Namun, masih diperlukan lebih banyak penelitian untuk memahami alasannya.

Kotoran kucing juga menjadi lebih asam karena penurunan pH tinja, yang menunjukkan buruknya penyerapan karbohidrat dan lemak , yang berhubungan dengan asupan makanan yang lebih tinggi dan berkurangnya daya cerna.

Swanson mengatakan bahwa karena penelitian ini relatif singkat dan hanya berlangsung selama 18 minggu, tidak ada kucing yang mengalami masalah kesehatan jangka panjang.

Baca juga: Mengapa Kucing Suka Tidur di Pangkuan Pemiliknya?

Setelah penelitian, kucing-kucing itu pun dikembalikan lagi berat badannya yang sehat.

Penyebab kucing obesitas

Menurut Carolyn McDaniel, dosen ilmu klinis di Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Cornell, faktor utama penyebab obesitas pada kucing adalah praktik pemberian makan tanpa aturan, yakni ketika pemilik kucing selalu menyediakan semangkuk makanan kering untuk dikonsumsi kucing sepanjang hari.

Oleh sebab itu, McDaniel menyarankan untuk sebaiknya memberikan makanan kaleng, yang biasanya memiliki protein lebih tinggi dan kandungan karbohidrat lebih rendah dibandingkan makanan kering.

Karena makanan kaleng 90 persennya terdiri dari air, jenis makanan ini juga akan meningkatkan asupan cairan kucing.

McDaniel menegaskan, para pemilik kucing harus membiasakan pemberian makanan pada kucing secara terkontrol dan tidak membiarkan mereka makan kapan pun mereka mau.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com