Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lubang Hitam Supermasif Terjauh Berusia Hampir Setua Alam Semesta

Kompas.com - 11/11/2023, 15:00 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Para astronom berhasil mengidentifikasi lubang hitam supermasif terjauh yang pernah diamati. Temuan ini dibantu oleh “kaca pembesar kosmik” atau pelensaan gravitasi.

Lubang hitam tersebut terletak di galaksi UHZ1, searah dengan gugus galaksi Abell 2744. Gugus galaksi tersebut diketahui berusia sekitar 13,2 miliar tahun.

Tim peneliti menggunakan Observatorium Sinar-X Chandra milik NASA dan Teleskop Luar Angkasa James Webb untuk menemukan tanda-tanda lubang hitam yang sedang tumbuh.

Lubang hitam terjauh ini mulai terbentuk pada 470 juta tahun setelah big bang, ketika alam semesta baru berusia 3 persen dari usianya saat ini, yaitu sekitar 13,7 miliar tahun.

Para astronom dapat mengetahui bahwa lubang hitam ini masih sangat muda karena ukurannya yang sangat besar, dan mengingat bahwa lubang hitam menguap seiring waktu.

Baca juga: Bagaimana Cara Lubang Hitam Mati?

Kebanyakan lubang hitam di pusat galaksi memiliki massa yang setara dengan sepersepuluh bintang di galaksi induknya.

Sementara itu, lubang hitam ini berkembang dan memiliki massa yang setara dengan seluruh galaksi Bimasakti.

Para astronom belum pernah menyaksikan lubang hitam pada tahap ini sebelumnya dan mempelajarinya dapat membantu menjelaskan bagaimana beberapa lubang hitam supermasif pertama di alam semesta terbentuk.

Penemuan lubang hitam terjauh

Selain menggunakan Webb dan Chandra, peneliti juga memanfaatkan kaca pembesar kosmik, yang meningkatkan jumlah cahaya yang terdeteksi, untuk menemukan lubang hitam tersebut. Efek pembesaran ini dikenal sebagai pelensaan gravitasi.

Tim melakukan observasi rontgen dengan Chandra selama dua minggu. Mereka melihat sinar-X yang sangat panas dan memancarkan gas, ciri khas lubang hitam supermasif, dari galaksi.

Baca juga: Apa yang Terjadi Jika Benda Terlalu Dekat dengan Lubang Hitam?

Cahaya yang berasal dari galaksi dan sinar-X dari gas di sekitar lubang hitam supermasif diperbesar oleh gas panas dan materi gelap yang berasal dari gugus galaksi.

Efek ini seperti “kaca pembesar kosmik” yang meningkatkan sinyal cahaya inframerah sehingga dapat dideteksi Webb dan memungkinkan Chandra melihat sumber sinar-X yang redup.

Tim berencana untuk menggunakan data ini dan lebih banyak data yang diperoleh dari Webb dan teleskop luar angkasa lainnya untuk menciptakan gambaran yang lebih baik tentang alam semesta awal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com