Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/10/2023, 20:00 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Ingatan masa kecil tentang belajar mengendarai sepeda, bermain hujan bersama teman-teman, membeli mainan kesukaan, dan sebagainya selalu menjadi hal yang menyenangkan untuk dikenang.

Namun, karena peristiwa-peristiwa tersebut terjadi belasan atau puluhan tahun yang lalu, seberapa akuratkah ingatan tentangnya? Dengan kata lain, sekuat apa ingatan manusia?

Ingatan manusia tidak sepenuhnya akurat

Carole Peterson, psikolog anak dan profesor di Memorial University of Newfoundland, mengatakan bahwa ingatan manusia tidaklah sempurna, baik anak-anak maupun orang dewasa dapat memiliki ingatan yang tidak sepenuhnya akurat.

Peterson menjelaskan, ketidakakuratan ini tidak hanya terjadi pada ingatan masa kecil. Pada semua usia, manusia rentan terhadap sugesti, meskipun memang anak-anak lebih rentan dibandingkan orang dewasa atau orang tua.

Baca juga: Kenapa Aroma Bisa Memicu Ingatan yang Emosional?

Penelitian telah menemukan bahwa manusia sering kali melupakan suatu peristiwa dengan relatif cepat setelah peristiwa itu terjadi, terutama jika peristiwa itu terjadi begitu saja.

Dalam sebuah studi tahun 2020 yang diterbitkan dalam jurnal Psychological Science, para peneliti mencatat, semakin sedikit waktu yang berlalu sejak peristiwa itu terjadi, semakin sedikit orang yang mengingat kejadian itu.

Kenangannya juga menjadi kurang detail seiring berjalannya waktu. Namun, peneliti juga melaporkan bahwa ketika para peserta studi berhasil mengingat suatu kejadian, ingatannya akurat 93% hingga 95%, terlepas dari berapa lama peristiwa itu telah berlalu.

Lantas, apa kaitan temuan ini dengan kebenaran ingatan masa kecil?

Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Child Development pada tahun 2011, Peterson dan rekannya mewawancarai anak-anak berusia 4 hingga 13 tahun tentang kenangan masa kecil mereka dan mewawancarai kembali mereka dua tahun kemudian.

Baca juga: False Memory, Kondisi Psikologis yang Buat Anda Memiliki Ingatan Palsu

Penelitia menemukan bahwa peristiwa yang diliputi emosi lebih besar kemungkinannya untuk diingat. Selain itu, jika seorang anak memiliki ingatan yang jelas, misalnya, jika ingatannya teratur dan kronologis, maka kemungkinan besar ingatan itu akan teringat kembali suatu saat.

Selain itu, penelitian Peterson juga menemukan adanya hubungan kuat antara emosi dan ingatan yang akurat. Jika suatu peristiwa sangat mengerikan atau menyakitkan, misalnya, kualitas ingatannya sering kali lebih tinggi.

Hal ini didukung oleh penelitian tahun 2015 ketika peneliti mewawancarai anak-anak prasekolah tentang cedera yang cukup serius yang mereka alami sehingga memerlukan perawatan di rumah sakit.

Peneliti kemudian melakukan tindak lanjut satu dekade kemudian untuk melihat apa yang diingat para remaja tersebut mengenai cedera masa kecil mereka.

Para peneliti juga mewawancarai orang dewasa yang menyaksikan cedera tersebut segera setelah kejadian itu terjadi untuk dijadikan sebagai catatan yang "akurat".

Baca juga: Sering Lupa? Begini Cara Mudah Meningkatkan Ingatan Anda

Hasilnya, para remaja sangat akurat dalam mengingat rincian peristiwa-peristiwa emosional dan penting di masa kecil mereka.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com