Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/10/2023, 11:00 WIB
Monika Novena,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Koboi dikenal sebagai penggembala ternak di Amerika. Mereka sering digambarkan sebagai sosok berkulit putih yang menunggang kuda sambil menghalau ternak.

Namun berbeda dengan penggambaran populer dalam film-film Holllywood, sebuah studi baru mengungkapkan identitas koboi pertama Amerika jauh lebih beragam daripada yang diperkirakan sebelumnya.

Baca juga: Dari Mana Penduduk Asli Amerika Berasal?

Mengutip IFL Science, Sabtu (30/9/2023) studi baru ini menunjukkan bahwa penggembala ternak pertama ini sebenarnya berasal dari Afrika dan merupakan orang-orang yang diperbudak.

Koboi pertama

Sebelum tahun 1492, tidak ada sapi di Amerika. Mamalia besar ini (Bos taurus) pertama kali diangkut Christopher Columbus ke benua baru pada abad ke-16 ketika ia mendirikan koloni Spanyol di Hispaniola, pulau besar Karibia yang mencakup Haiti dan Republik Dominika.

Begitu mereka tiba, sapi yang berasal dari Eropa itu diternakkan secara lokal dan kemudian diimpor ke daerah lain, seperti Meksiko, Panama, dan Kolombia, seiring dengan terusnya penjajahan dan eksplorasi Eropa.

Namun, temuan studi baru yang dilakukan oleh peneliti dari Florida Museum of Natural History menambah rincian baru pada gagasan tersebut.

Melansir Live Science, menurut ahli tidak semua sapi berasal dari Eropa. Beberapa ternak pertama di Amerika diimpor langsung dari Afrika, kemungkinan besar menggunakan kapal budak.

Itu termasuk orang-orang Afrika yang nantinya akan menggembalakan ternak tersebut.

Untuk mengetahui lebih jelasnya, para peneliti menganalisis tanda dalam DNA 21 sapi yang ditemukan di lima situs Spanyol di Meksiko dan Haita yang berasal dari abad ke-16 dan ke-18.

Peneliti kemudian membandingkan ciri-cirinya dengan ras Eropa dan Afrika yang dikenal.

Baca juga: Dibangun Peradaban Tak Dikenal, Ini Observatorium Matahari Tertua di Amerika

Hasilnya, tujuh sampel sapi paling awal berasal dari Eropa. Konsisten dengan gambaran tradisional.

Tetapi salah satu spesimen dari situs bernama Bellas Artes di Meksiko memiliki garis keturunan yang tampaknya berasal langsung dari Afrika dan diperkirakan tiba di Amerika pada awal abad ke-17.

“Temuan ini mendukung tren terkini dalam sejarah perbudakan dan peran sentral pekerja yang diperbudak di Afrika dalam penerapan peternakan sapi,” Nicolas Delsol, spesialis zooarkeologi pascadoktoral dan salah satu penulis studi.

Perkembangan peternakan sapi

Hipotesis yang berlaku pada tahap ini adalah, seiring dengan berkembangnya peternakan sapi pada abad ke-16, kebutuhan akan peternak terampil yang dapat menangani ternak pun ikut meningkat.

Baca juga: Siapa yang Membangun Stonehenge?

Penduduk pribumi tidak memiliki pengalaman dengan ternak atau hewan peliharaan Eropa lainnya, sehingga mereka tidak cocok untuk menangani ternak.

Dengan demikian, ini membuat ahli berpendapat bahwa para pedagang budak menargetkan orang dari Afrika Barat dari komunitas penggembala dan menculik mereka beserta ternaknya.

Kombinasi antara lingkungan yang baik, ketersediaan lahan yang luas, dan para peternak Afrika yang terampil hampir pasti mengarah pada perluasan peternakan sapi di Karibia, Meksiko, dan Amerika Serikat bagian selatan.

"Data kami lebih lanjut mendukung hipotesis bahwa sapi juga diimpor dari Afrika ke Amerika. Studi juga menyoroti peran penting para penggembala di Afrika dalam munculnya lanskap pertanian baru yang sebagian besar berbasis pada peternakan sapi," ungkap Delsol.

Studi ini dipublikasikan di jurnal Scientific Reports.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com