Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pentingnya Padang Rumput dalam Pengendalian Perubahan Iklim

Kompas.com - 16/09/2023, 11:00 WIB
Sarah Adhira Rahmah,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Perubahan iklim merupakan fenomena nyata yang terjadi akibat pencemaran gas rumah kaca seperti gas karbon dioksida (CO2).

Melihat kondisi iklim yang mengkhawatirkan saat ini, manusia harus mampu mengendalikannya guna memitigasi ancaman di masa depan.

Baca juga: Perubahan Iklim Ancam Kelangsungan Hidup Kaktus Terbesar di Dunia

Di antara ancaman perubahan iklim ialah meningkatnya suhu bumi, permukaan dan volume air laut, dan kerusakan ekosistem.

Salah satu jenis pengendalian perubahan iklim adalah pencegahan polusi gas karbon dengan metode penangkapan karbon.

Gas karbon dioksida dan karbon pencemar lainnya ditangkap untuk disimpan di bawah tanah agar tidak menjadi polusi dan memperburuk iklim saat ini.

Rumput sebagai penangkap karbon alami

Dikutip dari ScienceDaily, Kamis (7/8/2023), sekelompok ilmuwan yang dipimpin Young Zhou dari Quinney College of Natural Resources, Amerika Serikat, menyebutkan bahwa padang rumput dapat menjadi penangkap karbon alami yang efektif.

Gas karbon dioksida, karbon monoksida, dan gas rumah kaca lainnya secara natural mengalami perubahan bentuk dalam siklus alaminya.

Misalnya, secara natural, gas karbon dioksida yang dihasilkan oleh residu pernapasan hewan akan diserap oleh tumbuhan dalam proses fotosintesis sehingga karbon dapat disimpan berupa padatan biomassa seperti batang pohon, dan tanah.

Lael Gilbert, salah satu peneliti dalam tim tersebut menyebutkan, riset ini dilakukan melalui studi kasus di Kruger National Park, Afrika Selatan, dan studi literatur berdasarkan data dari padang rumput di berbagai belahan dunia.

Tim tersebut meneliti pengaruh padang rumput terhadap kandungan karbon yang tersimpan di tanah. Selain itu, para peneliti juga menilai dampak potensial dari pepohonan yang ada di padang tersebut.

Baca juga: Perubahan Iklim Ancam Ketahanan Pangan di India, Bagaimana Indonesia?

Hasilnya, ditemukan bahwa kandungan karbon di tanah selaras dengan banyaknya rumput di padang tersebut. Rumput juga diketahui menjadi kontributor karbon dalam tanah yang dominan, termasuk pada tanah yang berada di bawah pohon.

Berbeda dengan hutan

Zhou, kepala tim riset tersebut menjelaskan, terdapat perbedaan penangkapan karbon pada ekosistem hutan dan padang rumput.

Hutan cenderung menyimpan karbon dalam biomassa seperti batang pohon, sementara padang rumput rupanya cenderung untuk menangkap karbon melalui rerumputan dan menyimpannya di tanah.

Maka itu, secara rata-rata, peningkatan jumlah pohon di padang rumput tropis tidak signifikan terhadap penyimpanan karbon dalam tanah.

Hal ini mendukung hasil riset terkait pada tahun 2022 yang dilakukan oleh Young Zhou dan Carla Staver, seorang profesor ilmu ekologi dan biologi evolusioner Yale University.

“Peningkatan pohon di padang rumput, melalui penghijauan ataupun pencegahan kebakaran pohon, tidak signifikan untuk meningkatkan kadar karbon dalam tanah.” ungkap Carla Staver, seperti dikutip dari laman berita resmi Yale University, Rabu (16/8/2022).

Zhou juga menyampaikan, sistem akar rerumputan lebih berarti dalam proses pembusukan materi organik. Hal ini juga mendukung peningkatan kadar karbon dalam tanah di padang rumput. 

Baca juga: Dampak Perubahan Iklim, Pohon Hutan Hujan Tropis Gagal Berfotosintesis

Dengan demikian, karbon dalam tanah terbukti lebih reliabel dalam konteks penyimpanan karbon untuk jangka panjang, dan padang rumput berperan penting dalam pengendalian perubahan iklim.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com