Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seperti Apa Mumi Lebah dari Zaman Firaun yang Ditemukan di Portugal?

Kompas.com - 25/08/2023, 14:16 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

Sumber PHYSORG

KOMPAS.com - Ratusan mumi lebah ditemukan di dalam kepompongnya, yang dihasilkan hampir 3.000 tahun yang lalu.

Mumi-mumi lebah ini ditemukan di sebuah situs paleontologi baru yang ada berada di pantai Odemira, Portugal.

Jika memperkirakan usia temuan mumi lebah dalam kepompongnya ini, maka di tahun-tahun tersebut, Firaun Siamun masih berkuasa di Mesir Hilir pada 2.975 tahun yang lalu, dikutip dari Phys, Jumat (25/8/2023).

Tak hanya zaman Mesir masih berjaya, di China pada periode tahun yang sama masih dikuasai Dinasti Zhou, serta di Israel saat Salomo akan menggantikan takhta Daud.

Sementara di wilayah yang sekarang disebut Portugal, banyak suku yang menuju akhir Zaman Perunggu.

Terutama di wilayah pantai barat daya Portugal, yang kini menjadi Odemira. Kejadian langka terjadi, di mana ditemukannya ratusan lebah mati dan menjadi mumi di dalam kepompong mereka, lalu diawetkan dalam detail anatomi terkecil.

Baca juga: Seperti Apa Ribuan Mumi Kepala Domba yang Ditemukan di Kuil Mesir?

Fosilisasi mumi lebah yang langka

Kepompong mumi lebah yang ditemukan tersebut, dihasilkan dari metode fosilisasi yang sangat langka. Sebab, biasana kerangka serangga seperti lebah dapat dengan cepat terurai yang disebabkan karena komposisi kitin yakni suatu senyawa organik.

"Tingkat pengawetan lebah ini sangat luar biasa sehingga kami dapat mengidentifikasi tidak hanya detail anatomi yang menentukan jenis lebah, tetapi juga jenis kelamin, bahkan pasokan serbuk sari monoflora yang ditinggalkan oleh induk lebah saat membentuk kepompong," kata Carlos Neto de Carvalho, koordinator ilmiah Geopark Naturtejo, dan peneliti yang berkolaborasi dengan Instituto Dom Luiz, di Fakultas Ilmu Pengetahuan Universitas Lisboa-Ciências ULisboa, Portugal.

Penemuan mumi lebah yang unik ini, menurut ahli paleontologi, telah mengarah pada identifikasi empat situs paleontologi dengan kepadatan fosil kepompong lebah yang tinggi. Jumlahnya mencapai ribuan dalam satu persegi berukuran satu meter di setiap sisinya.

Situs-situs di mana lokasi penemuan ratusan mumi lebah dalam kepompong tersebut ditemukan di antara Vila Nova de Milfontes dan Odeceixe, di pesisir Odemira.

Baca juga: Seperti Apa Tubuh Lady Dai, Mumi Terbaik yang Pernah Diawetkan?

 

 

"Dengan catatan fosil 100 juta tahun dari sarang lebah yang dikaitkan dengan keluarga lebah, kenyataannya adalah bahwa penemuan fosil dari penggunanya praktis tidak ada," kata Andrea Baucon, salah satu penulis bersama dari karya ini, ahli paleontologi di University of Siena.

Kepompong yang ditemukan saat ini, dihasilkan hampir 3.000 tahun yang lalu, mumi lebah di dalamnya diawetkan dalam sarkofagus lebah dewasa muda Eucera yang tidak pernah melihat cahaya matahari.

Jenis lebah pada fosil tersebut merupakan salah satu dari sekitar 700 spesies lebah yang masih ada di daratan Portugal saat ini.

Situs paleontologi yang baru ditemukan tersebut menunjukkan bagian dalam kepompong yang dilapisi dengan benang rumit yang diproduksi oleh induknya dan terdiri dari polimer organik.

Untuk melihat seperti apa mumi lebah di dalam kepompongnya ini, peneliti menggunakan tomografi koputer mikro yang memungkinkan wujudnya tampak sempuna dalam bentuk tiga dimensi.

Temuan unik, mumi lebah di dalam kepompongnya yang telah ada sejak zaman Firaun ini pun telah dipublikasikan di jurnal Papers in Palaeontology.

Baca juga: Seperti Apa Parasit Disentri Tertua yang Ditemukan di Yerusalem?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com