Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 06/07/2023, 17:00 WIB
Monika Novena,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

Sumber PHYSORG

KOMPAS.com - Para ilmuwan masih mencoba memahami proses pembentukan planet, termasuk Bumi.

Salah satu cara peneliti mempelajari bagaimana Bumi terbentuk adalah dengan memeriksa magma yang mengalir ke atas dari dalam interior planet.

Baca juga: Apakah Bumi Bisa Berada di Dalam Lubang Hitam?

Tanda kimiawi dari sampel-sampel tersebut berisi catatan waktu dan sifat material yang bergabung untuk membentuk Bumi, mirip dengan bagaimana fosil memberikan petunjuk tentang masa lalu biologis Bumi.

Kini dalam sebuah penelitian baru dari California Institute of Technology, peneliti mengungkap bahwa Bumi purba terbentuk dari bahan panas dan kering.

Hal ini, seperti dikutip dari Phys, Kamis (6/7/2023) menunjukkan bahwa air di planet datang belakangan dalam sejarah pembentukan Bumi.

Pembentukan Bumi

Meski manusia tidak memiliki cara untuk melakukan perjalanan ke bagian dalam planet, bebatuan jauh di dalam Bumi secara alami dapat muncul ke permukaan dalam bentuk lava.

Baca juga: Kenapa Inti Bumi Sangat Panas?

Lava ini dapat berasal dari kedalaman yang berbeda di dalam Bumi, seperti mantel atas yang dimulai sekitar 15 kilometer di bawah permukaan dan meluas hingga sekitar 689 kilometer.

Atau bisa juga mantel bawah yang terbentang dari kedalaman 680 kilometer hingga batas inti-mantel sekitar 2.900 kilometer di bawah permukaan tanah.

Dengan begitu ilmuwan dapat mempejari magma yang berasal dari kedalaman yang berbeda untuk memahami berbagai bahan kimia yang ditemukan serta rasionya terhadap satu sama lain.

Baca juga: Berapa Lama Manusia Bisa Bertahan Hidup di Planet-planet Lain?

Dan dalam studi baru ini, tim peneliti menemukan bahwa mantel bawah Bumi purba terdiri dari bahan-bahan kering dan berbatu. Di sisi lain Bumi kekurangan bahan yang volatil atau bahan yang mudah menguap seperti air dan yodium.

Sementara mantel mantel atas mengungkapkan proporsi volatil yang lebih tinggi, tiga kali lipat dari yang ditemukan di mantel bawah.

Berdasarkan rasio tersebut, peneliti kemudian menemukan bahwa Bumi terbentuk dari material berbatu yang panas, kering, dan penambahan bahan volatil yang penting bagi kehidupan termasuk air hanya terjadi selama 15 persen terakhir dari pembentukan Bumi.

Temuan ini pun merupakan kontribusi penting bagi teori pembentukan planet yang masih mengalami perdebatan.

Studi dipublikasikan di Science Advances.

Baca juga: Seperti Apa Planet Mirip Bumi yang Dipenuhi Gunung Berapi?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com