Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 06/07/2023, 06:30 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Antraks adalah penyakit menular yang disebabkan oleh paparan bakteri Bacillus anthracis. Penyakit antraks kebanyakan menyerang hewan yang merumput.

Seseorang dapat terinfeksi antraks melalui spora bakteri yang terhirup, makanan atau air yang terkontaminasi, atau luka kulit. 

Apakah antraks berbahaya?

Melansir Centers for Disease Control and Prevention (CDC), antraks merupakan penyakit menular serius, yang dapat menyebabkan sakit parah pada manusia dan hewan.

Mengutip Mayo Clinic, berikut adalah komplikasi paling serius dari penyakit antraks:

Baca juga: Peneliti Ungkap Mikroba Penyebab Antraks Berpotensi Jadi Obat Pereda Nyeri

  • Tubuh tidak dapat merespons infeksi secara normal hingga menyebabkan kerusakan pada banyak sistem organ (sepsis).
  • Peradangan selaput dan cairan yang menutupi otak dan sumsum tulang belakang, yang menyebabkan perdarahan hebat (meningitis hemoragik) dan kematian.

Apa saja gejala antraks?

Gejala antraks dapat bervariasi, bergantung jenisnya. Gejalanya biasanya muncul dalam waktu satu minggu setelah paparan.

Melansir Cleveland Clinic, berikut adalah beberapa gejala antraks yang umum:

Baca juga: Berkat Penemuan Bakteri Antraks hingga TBC, Patogen Berbahaya Bisa Dicegah

  • Nyeri dada dan kesulitan bernapas.
  • Kelelahan.
  • Demam dan banyak berkeringat.
  • Sakit kepala atau nyeri otot.
  • Lepuh atau benjolan yang gatal
  • Ulkus kulit (perih) dengan bagian tengah berwarna hitam.
  • Mual, muntah, sakit perut, dan diare berdarah.
  • Pembengkakan kelenjar getah bening.

Bagi orang yang tinggal di wilayah yang memiliki kasus antraks, hindari kontak dengan hewan ternak dan kulit hewan sebisa mungkin. Hindari juga mengonsumsi daging yang belum dimasak dengan benar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com