Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Mata Garuda Banten
Perkumpulan Alumni Beasiswa LPDP di Provinsi Banten

Perkumpulan alumni dan awardee beasiswa LPDP di Provinsi Banten. Kolaborasi cerdas menuju Indonesia emas 2045.

Natrium, Fajar Baru Industri Baterai

Kompas.com - 04/07/2023, 14:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Renanto Putra Wijaya S.Si., M.Si.*

DENGAN meningkatnya kesadaran umat manusia terhadap lingkungan, maka banyak langkah strategis global yang dilakukan seperti pengurangan emisi global pada 2050.

Salah satu langkah yang dilakukan oleh industri otomotif adalah pergeseran tren teknologi mobil dari mesin pembakaran dalam atau Internal Combustion Engine (ICE) ke mobil berbasis elektrik atau Electric Vehicle (EV).

Perubahan perilaku masyarakat dunia dalam adopsi kendaraan EV terlihat pada laporan yang dikeluarkan oleh International Energy Agency (IEA).

Dilaporkan, penjualan EV terus meningkat dari 2020 sampai 2022 sebesar 9 persen pada total penjualan mobil baru secara global.

Meningkatnya permintaan EV akan berdampak secara signifikan terhadap lanskap industri otomotif selama ini yang berbasiskan mobil dengan pembakaran dalam.

Banyak komponen atau teknologi yang perlu dikembangkan agar menjadikan EV lebih andal untuk digunakan secara luas.

Salah satu perubahan dari sektor supply chain atau rantai pemasok industri otomotif adalah meningkatnya permintaan untuk komponen baterai.

Fenomena ini terjadi karena baterai memainkan peranan besar dalam menentukan kemampuan EV secara keseluruhan.

Daya guna kritikal atau usable critical point dari EV bagi konsumen secara umum adalah (1) seberapa jauh mobil dapat berjalan, (2) seberapa cepat baterai dapat diisi, dan (3) maintenance cost atau biaya pemeliharaan kendaraan.

Pertama, seberapa jauh EV dapat melaju dalam satu kali pengisian daya sangat dipengaruhi seberapa banyak ion aktif dalam satu sel baterai. Semakin besar densitas energi akan memberikan keuntungan berupa kapasitas baterai yang besar dengan ukuran yang kompak.

Kedua, Nanoteknologi pada industri baterai akan memberikan fleksibilitas pada baterai untuk diisi ulang dengan lebih cepat.

Karena semakin kecil ion aktif akan memberikan efektifitas yang tinggi dari ion yang bergerak dari anoda ke katoda dan sebaliknya selama proses pengisian dan pelepasan daya.

Ketiga, material aktif baterai yang mudah diekstrak dari alam, berkelimpahan yang baik di alam, dan mudah didaur ulang maka akan menurunkan biaya produksi secara signifikan.

Hal itu berujung pada biaya pemeliharaan yang akan dibebankan ke pengguna EV menjadi menurun secara signifikan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com