Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 11/02/2023, 13:30 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Pingsan adalah kondisi ketika kita kehilangan kesadaran untuk sementara. Umumnya, pingsan disebabkan oleh penurunan aliran darah ke otak secara tiba-tiba. 

Sebelum pingsan, kita merasakan beberapa gejala seperti pusing, tiba-tiba berkeringat, mual, stres, dan lemas. Kemudian, pandangan menjadi gelap dan tubuh kehilangan kendali atas otot.

Dikutip dari Cleveland Clinic, jika kita sering pingsan dan mengalami gejala lain, segera periksa pada dokter untuk mengetahui kondisi yang menyebabkannya.

Apa yang terjadi pada tubuh saat pingsan?

Dilansir dari Science Alert, sejauh ini pemicu pingsan yang paling umum adalah penurunan tekanan darah karena respons vasovagal yang kuat. Refleks ini dinamai saraf vagus, yang membentang dari otak ke jantung, paru-paru, dan saluran pencernaan.

Baca juga: Apa yang Terjadi pada Tubuh jika Terlalu Banyak Mengonsumsi Protein?

Tugas saraf vagus adalah mengatur sistem saraf parasimpatis. Ini adalah setengah dari sistem saraf otonom, yang semuanya bekerja tanpa kita perlu memikirkannya. 

Fungsi parasimpatis sering dicirikan sebagai istirahat dan pencernaan. Misalnya, di jantung, saraf vagus melepaskan neurotransmitter yang disebut asetilkolin. Asetilkolin berikatan dengan sel alat pacu jantung khusus untuk memperlambat detak jantung. 

Perilaku seperti pernapasan dalam dan lambat, yang dilakukan saat latihan yoga, mencoba meningkatkan aktivitas parasimpatis, memperlambat jantung, dan mengarah ke kondisi yang lebih rileks.

Relaksasi merupakan hal yang baik, namun jantung yang terlalu lambat dapat menyebabkan hilangnya kesadaran sementara. 

Kita membutuhkan sejumlah detak jantung per menit untuk memberikan kontribusi yang memadai terhadap tekanan darah secara keseluruhan. 

Baca juga: Apa yang Terjadi pada Tubuh jika Kekurangan Lemak?

Setengah lainnya dari sistem saraf otonom adalah sistem saraf simpatik, yang bertanggung jawab atas respons fight-or-flight, dan merupakan kebalikan fungsional dari sistem saraf parasimpatis.

Sistem saraf simpatik memastikan pembuluh darah kecil di jaringan tubuh mempertahankan tingkat penyempitan dasar. 

Perlawanan saat darah mengalir melalui semua pembuluh darah sempit berkontribusi pada tekanan darah yang cukup untuk keseluruhan sistem. 

Peningkatan aktivitas parasimpatis membalikkan resistensi ini, membiarkan darah tetap berada di jaringan perifer, alih-alih menuju ke jantung dan otak. 

Kurangnya resistensi, bersamaan dengan penurunan detak jantung, menyebabkan penurunan tekanan darah yang signifikan hingga akhirnya kita mengalami pingsan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com