Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mungkinkah Muncul Bulan yang Lain sebagai Satelit Bumi di Masa Depan?

Kompas.com - 25/12/2022, 20:00 WIB
The Conversation,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

Mungkinkah Bumi memiliki Bulan yang lain pada masa depan? - Yoam, 16 tahun, Jakarta, Indonesia

Oleh: Dian P Triani

BULAN adalah satelit alami yang mengitari planet Bumi tempat kita tinggal. Satelit adalah benda yang tertangkap di medan gravitasi planet dan kemudian mengitari planet tersebut karena adanya pengaruh gravitasi.

Selain satelit alami, ada juga satelit buatan manusia yang diluncurkan ke orbit Bumi untuk berbagai kepentingan, seperti komunikasi, pemantauan iklim dan cuaca, serta berbagai penelitian.

Baca juga: Fenomena Gerhana Bulan Total, Kenapa Bulan Jadi Berwarna Merah?

Teori terbentuknya bulan

Ada dua skenario yang bisa menjelaskan asal muasal satelit alami di planet batuan seperti Bumi.

Skenario pertama, planet dapat bertabrakan dan kemudian terpecah. Pecahan-pecahan dari tabrakan ini melayang di angkasa dan kemudian tertangkap gaya tarik planet tersebut sehingga menjadi cikal bakal satelit alami.

Penelitian dan simulasi memprediksi Bulan terbentuk akibat tabrakan besar miliaran tahun yang lalu antara Bumi dan sebuah benda langit bernama Theia. Objek ini berukuran cukup besar, yaitu sekitar ukuran planet Mars.

Tabrakan antara Bumi dan Theia menghasilkan puing-puing yang kemudian mengitari Bumi lalu berkumpul dan membentuk Bulan. Teori ini menjelaskan mengapa sampel batuan yang diambil dari permukaan Bulan memiliki sifat yang mirip dengan Bumi.

Skenario kedua terbentuknya satelit alami adalah dari tertangkapnya asteroid yang kebetulan sedang melintas di medan gravitasi planet tersebut. Asteroid adalah benda kecil di tata surya yang mengitari Matahari, ukurannya berkisar antara 10 meter sampai 530 kilometer.

Nah, karena ukuran asteroid jauh lebih kecil dari Bumi, jika dalam perjalanannya mengitari Matahari ia melintas di dekat orbit Bumi, maka asteroid dapat tertangkap gaya tarik Bumi.

Baca juga: Manekin Ikut Diluncurkan di Misi Artemis I ke Bulan, untuk Apa?

Jika tertangkap, gerak asteroid akan melambat dan kemudian mengitari Bumi.

Mungkinkah terbentuk bulan baru?

Pada 2016, NASA mengamati sebuah asteroid yang ternyata telah menemani Bumi mengitari Matahari selama beberapa ratus tahun terakhir. Asteroid yang dinamakan 469219 Kamo'oalewa ini berukuran kecil, hanya sekitar 40-100 meter (bandingkan dengan Bulan yang memiliki diameter sekitar 3500 km!).

Ilustrasi asteroid lewat dekat Bumi.SHUTTERSTOCK/Dima Zel Ilustrasi asteroid lewat dekat Bumi.

Asteroid ini pun mengitari Bumi dengan orbit yang sedikit aneh. Titik orbit terdekatnya dengan Bumi adalah sekitar 38 kali jarak Bumi – Bulan. Sedangkan titik terjauhnya adalah sekitar 100 kali jarak Bumi – Bulan.

Lantaran jaraknya sangat jauh dari Bumi, maka dalam beberapa ratus tahun ke depan, asteroid ini bisa terbebas dari gaya tarik Bumi. Orbit asteroid ini juga hanya sementara, bukan permanen seperti Bulan.

Karena itulah, asteroid ini tidak dikategorikan sebagai satelit alami Bumi, melainkan “quasi satellite”, atau “menyerupai satelit”.

Lalu, apakah mungkin Bumi akan memiliki satelit alami “Bulan” lainnya pada masa depan?

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com