Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Sebaiknya Hindari Kehamilan Sebelum Usia 20 Tahun?

Kompas.com - 25/12/2022, 16:00 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

KOMPAS.com - Beberapa waktu belakangan, rekomendasi usia saat hamil dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menjadi pembahasan publik.

Kepala BKKBN Hasto Wardoyo menyebut usia ideal seorang ibu mengandung atau usia ideal untuk hamil adalah antara 20 hingga 35 tahun.

Baca juga: Minum Pil KB tapi Kok Bisa Hamil? Ini Penyebabnya

Rekomendasi ini memang bukan berarti larangan keras untuk hamil di luar usia tersebut.

Namun, anjuran usia seorang ibu hamil ini didasari oleh berbagai penelitian mengenai risiko yang mungkin diterima oleh ibu maupun anak yang ada dalam kandungan.

Ya, berdasarkan berbagai penelitian ada berbagai risiko kesehatan yang mungkin terjadi pada ibu yang mengandung di bawah usia 20 tahun. Apa saja?

1. Risiko kematian selama mengandung

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut bahwa risiko kematian ibu paling tinggi terjadi pada perempuan yang hamil di bawah 15 tahun.

Selain itu, WHO juga menjelaskan bahwa perempuan yang hamil antara usia 10 hingga 19 tahun menghadapi risiko yang lebih besar terhadap eklampsia dan berbagai infeksi sistemik dibandingkan ibu hamil di usia 20-24 tahun.

Dalam basis data yang digunakan pada penelitian di jurnal The Lancet Global Health tahun 2014 menunjukkan bahwa menunda kehamilan hingga usia 20-14 tahun dapat mencegah 70 persen kematian ibu.

Sebuah penelitian yang terbit pada 2021 juga menemukan bahwa ibu hamil berusia di bawah 20 tahun mengalami peningkatan risiko kematian dan mengalami gejala berat jika terpapar Covid-19. Penelitian yang dilakukan oleh Mexican National Surveillance Program ini terbit dalam jurnal di Elsevier Public Health Emergency Collection.

Baca juga: Edukasi Kesehatan Reproduksi Cegah Pernikahan Anak di Bawah Umur

2. Risiko kesehatan yang lebih besar bagi ibu

Seperti yang dijelaskan di atas, WHO menyebut bahwa perempuan hamil di usia 10-19 tahun menghadapi berbagai risiko kesehatan yang lebih besar seperti eklampsia dan infeksi sistemik.

Dikutip dari penelitian yang Draper Fund Report, risiko kesehatan lain yang mungkin terjadi seperti pendarahan selama kehamilan, toksemia, persalinan yang sulit, pendarahan saat persalinan, dan juga anemia berat.

3. Risiko kesehatan yang mengancam bayi

Bukan hanya ibu yang akan merasakan masalah kesehatan jika hamil sebelum berusia 20 tahun. Tapi, bayi dalam kandungan juga bisa mengalami berbagai risiko kesehatan.

WHO menyebut, bayi yang dikandung ibu remaja menghadapi risiko besar kesehatan seperti berat badan lahir rendah (BBLR), lahir prematur, berbagai kondisi kesehatan yang berat, hingga dapat berujung kematian.

Hal ini berkaitan dengan sel telur remaja yang belum berada pada kualitas terbaiknya.

Menurut penelitian yang terbit tahun 2017 dalam jurnal Indonesian Journal of Obstetrics and Gynecology, hal ini berkaitan dengan berbagai faktor seperti perilaku, psikososial, dan ekonomi.

Baca juga: Komnas Perempuan Tegaskan, Kehamilan Remaja Hanya Beri Tekanan Fisik dan Psikis

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com