Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ritual Kuno di Peru, Anak Konsumsi Zat Psikoaktif Sebelum Dikorbankan

Kompas.com - 01/11/2022, 20:05 WIB
Monika Novena,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ribuan tahun yang lalu ada ritual kuno yang mengorbankan anak-anak di Peru. Kepala mereka dipenggal di bagian leher dan dibuat sebagai semacam pajangan.

Kini sebuah analisis baru dari sehelai rambut yang dicabut dari tengkorak terawetkan, mengungkapkan wawasan baru mengenai ritual kuno itu.

Analisis menunjukkan, bahwa sebelum dikorbankan dalam ritual, anak mengonsumsi tanaman yang mengandung zat psikoaktif sebagai bagian dari upacara.

Baca juga: Bukti Ritual Pengorbanan Anak dari Milenium Pertama Masehi Ditemukan di Peru

Mengutip Live Science, Selasa (1/11/2022) dalam studi, peneliti mempelajari salah satu dari 22 sisa-sisa manusia yang terkait dengan masyarakat Nazca kuno.

Orang Nazca ini hidup selama era pra-Hispanik (3500 SM hingga 476 M) dan dimakamkan di dekat pantai selatan Peru, di mana mereka digali selama Proyek Nazca, program arkeologi yang sudah dimulai pada tahun 1982.

Para ilmuwan tak mengetahui pasti jenis kelamin dan usia anak saat menjadi korban ritual.

Tetapi mereka melaporkan, bahwa anak telah menelan kaktus San Pedro (Echinopsis pachanoi), yang merupakan tanaman berduri dengan sifat halusinogen yang kuat.

Tanaman itu digunakan oleh peradaban asli Amerika dalam obat-obatan tradisional dan selama ritual.

"Ini adalah kasus konsumsi San Pedro yang pertama yang dilakukan oleh individu yang tinggal di pantai selatan Peru. Temuan juga merupakan bukti pertama, bahwa beberapa korban diberi stimulan sebelum mereka meninggal," ungkap Dagmara Socha, penulis utama studi.

Pemeriksaan toksikologi juga mengungkapkan, bahwa ada kandungan daun koka yang dikenal sebagai sumber zat psikoaktif kokain.

Baca juga: Bukti Ritual Pengorbanan Manusia Peradaban Peru Kuno Terkuak, Seperti Apa?

 

Selain itu peneliti juga mendeteksi jejak Banisteriopsis caapi, senyawa utama dalam ayahuasca yang merupakan minuman halusinogen yang mengandung harmine dan harmaline (dua senyawa yang digunakan dalam antidepresan modern).

 

Sorcha mengatakan, sangat menarik untuk mengetahui berapa banyak orang memiliki akses ke tanaman tersebut, serta jalur perdagangan beberapa tanaman itu.

"Misalnya daun koka yang tidak dibudidayakan di pantai selatan Peru, jadi mereka harus dibawa dari Peru utara atau wilayah Amazon," ungkap Socha.

"Penelitian kami menunjukkan bahwa tanaman ini sangat penting bagi budaya untuk medis. Namun karena tak ada catatan tertulis dari periode waktu itu, apa yang kami ketahui tentang orang Nazca dan budayanya menjadi bagian dari penyelidikan arkeologi," katanya lagi.

Sementara bukti saat ini menunjukkan, bahwa tanaman dikonsumsi sebagai obat dan untuk upacara, para peneliti masih memiliki pertanyaan tentang seberapa luas konsumsinya dalam budaya Nazca.

Baca juga: Temuan Makam Kuno Berusia 3000 Tahun di China, Bukti Ritual Penguburan Hidup-hidup

"Kami sebenarnya tidak tahu seberapa sering tanaman digunakan karena tak ada catatan arkeologis yang cukup," papar Socha.

Selain sisa-sisa manusia, Socha dan timnya telah menemukan berbagai barang kuburan di lokasi pemakaman, termasuk tekstil, pot keramik, alat tenun dan chuspa atau sejenis tas yang digunakan untuk membawa daun koka.

Temuan ini dipublikasikan dalam Journal of Archaeological Science edisi Desember 2022.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com