Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Orca Serang Beberapa Kapal di Eropa, Ilmuwan Sebut Sedang Bermain

Kompas.com - 25/08/2022, 13:03 WIB
Monika Novena,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Paus pembunuh alias orca melakukan beberapa kali penyerangan terhadap kapal di Eropa.

Serentetan kejadian itu terlacak terjadi dari pantai Portugal, Spanyol hingga Prancis. Tak ada yang terluka atau meninggal, tetapi orca telah merusak beberapa perahu dan dilaporkan menenggelamkan perahu layar pada 31 Juli.

Dikutip dari Live Science, Rabu (24/8/2022) serangan terbaru terjadi di lepas pantai Prancis awal bulan ini, ketika sekelompok orca mulai menabrak perahu layar setinggi 11,2 meter milik Ester Kristine Storkson bersama ayahnya.

Keduanya tengah menuju Madeira, sebuah kepulauan di sebalah barat Maroko dalam rangka untuk berlayar keliling dunia.

Baca juga: Fosil Menunjukkan Nenek Moyang Orca Bukanlah Pemakan Paus

Namun di tengah perjalanan itu, beberapa paus pembunuh mengepung mereka. Untungnya setelah sekitar 15 menit, cetacea tersebut berenang menjauh, meninggalkan kemudi kapak yang rusak.

Strorkson dan ayahnya pun bisa pergi ke pantai Prancis untuk melakukan perbaikan.

Serangan orca ini pun membuat para ilmuwan bertanya-tanya. Selain itu, menurut Renaud de Stephanis, presiden dan koordinator di CIRCE Conservacion Information and Research, kelompok penelitian cetacea yang berbasis di Spanyol, laporan yang terjadi di beberapa wilayah menunjukkan, bahwa lebih dari satu kelompok orca yang mempunyai perilaku penyerangan.

Orca adalah hewan sosial dan terkadang meniru perilaku satu sama lain, layaknya manusia.

Pada tahun 1987, misalnya, orca di Puget Sound menaruh salmon di kepala mereka seperti sedang memakai topi.

Perilaku itu menurut makalah yang dipublikasikan di Biological Conservation tahun 2004, seperti sebuah tren yang menyebar di kalangan orca.

Baru setelah sekitar 6 minggu, orca berhenti menaruh salmon di kepala mereka.

Hal serupa juga terjadi pada cetacea sosial lainnya yaitu lumba-lumba. Sebuah studi tahun 2018 di jurnal Biology Letters melaporkan, bahwa lumba-lumba liar di Australia selatan melakukan tren 'tail walking'.

Tren itu merupakan sebuah gerakan, di mana lumba-lumba melakukan gerakan mengangkat sebagian besar tubuhnya keluar dari air secara vertikal dan meluncur ke belakang menggunkaan sirip ekornya.

Baca juga: Fakta-fakta Paus Orca, Si Paus Pembunuh

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com