Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suku Maya Gunakan Abu Kremasi Manusia untuk Bikin Bola Karet, Studi Jelaskan

Kompas.com - 15/08/2022, 19:31 WIB
Monika Novena,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi


KOMPAS.com- Sebuah studi menemukan bahwa orang Maya punya kebiasaan yang cukup unik. Peneliti mengungkap abu kremasi manusia dari penguasa Suku Maya rupanya digunakan untuk membuat bola karet dalam permainan bola.

Bukti praktik tersebut dijumpai ketika para arkeolog menggali kota Maya di Tonina, di selatan Meksiko.

Dikutip dari Live Science, Senin (15/8/2022) permaianan bola itu sering dimainkan oleh dua tim menggunakan bola karet di lapangan berbentuk I.

Permainan tersebut populer di seluruh Amerika selama ribuan tahun. Banyak lapangan bola telah ditemukan di kota-kota Maya kuno, Termasuk Tonina.

Pada tahun 2020, Juan Yadeun Angulo seorang arkeolog di Institut Antropologi dan Sejarah Nasional Meksiko menemukan ruang bawah tanah berusia 1300 tahun di Tonina di bawah piramida yang disebut Kuil Matahari.

Baca juga: Piramid Suku Maya Sebagian Dibangun dari Abu Vulkanik Letusan Gunung Berapi

Ruang bawah tanah kuil Suku Maya itu menyimpan sisa-sisa sekitar 400 bejana yang berisi bahan organik, termasuk abu, arang, dan karet alam.

Sekarang, usai menganalisis bejana dan situs, tim percaya bahwa abu yang ditemukan merupakan sisa-sisa penguasa yang dikremasi dan abunya dibuat bola karet untuk permainan Suku Maya.

Bahan-bahan lain di dalam bejana, menurut peneliti juga merupakan material yang diperlukan untuk proses vulkanisasi.

Selanjutnya, tim juga menganalisis ukiran pada patung di lapangan bola kuno yang terletak di dekat piramida. Mereka menemukan ukiran yang menggambarkan seorang penguasa bernama Wak Chan Kahk yang menurut hierogrlif Maya meninggal pada 1 September 775 M.

Selain itu, ditemukan juga ada seorang wanita bernama Lady Kawiil Kaan yang akan menjadi seorang berpangkat tinggi dan menurut hierogrlif Suku Maya, meninggal pada tahun 722 M.

Baca juga: Rahasia Suku Maya Bertahan Hidup di Tengah Cuaca Ekstrem Ribuan Tahun

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com