Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

WHO Catat Dua Kasus Kematian Baru akibat Infeksi Cacar Monyet

Kompas.com - 10/07/2022, 18:30 WIB
Zintan Prihatini,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

Sumber Aljazeera

KOMPAS.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah melaporkan setidaknya dua kasus kematian baru, akibat infeksi cacar monyet. Sehingga, total kasus kematian pasien cacar monyet menjadi tiga kasus sepanjang tahun 2022.

"Kasus (cacar monyet) telah melonjak 77 persen sejak laporan terakhir, menjadi 6.027," ujar WHO dilansir dari AlJazeera, Jumat (8/7/2022).

Sebagian besar kasus monkeypox atau cacar monyet dilaporkan di kawasan Eropa. Kendati begitu, ketiga kasus kematian tersebut dilaporkan dari Afrika. Menurut pembaruan WHO, lebih dari 99 persen kasus yang tercatat dialami para laki-laki.

"Wabah ini terus memengaruhi laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki yang telah melaporkan hubungan seks baru-baru ini dengan satu atau beberapa pasangan, menunjukkan tidak ada tanda penularan berkelanjutan di luar kelompok ini untuk saat ini," kata WHO.

Baca juga: Kasus Lokal Cacar Monyet di Singapura Pertama Kali Dikonfirmasi, Ini Gejalanya

Diberitakan sebelumnya, WHO memastikan status cacar monyet belum menjadi Public Health Emergency International Concern (PHEIC) atau darurat kesehatan global seperti Covid-19. Hal itu merupakan keputusan yang diumumkan WHO pada Sabtu, 25 Juni 2022 lalu.

Berkaitan dengan ini, Badan PBB yang bermarkas di Jenewa, Swiss berencana akan mengadakan kembali pertemuan komite, guna mendiskusikan kembali statusnya agar dinyatakan sebagai darurat kesehatan global, tingkat kewaspadaan tertinggi WHO.

Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus mengungkapkan, bahwa pertemuan tersebut akan digelar pada 18 Juli atau lebih cepat.

Di sisi lain, badan kesehatan masyarakat Afrika mengatakan wabah cacar monyet di wilayah di luar Afrika mungkin kurang mematikan karena diagnosis dini dan tersedianya perawatan medis.

“Intinya adalah kemampuan orang yang telah terinfeksi untuk didiagnosis lebih awal dan perawatan medis yang benar,” jelas Direktur Pelaksana Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Afrika, Ahmed Ogwell Ouma.

Untuk diketahui, strain virus monkeypox dapat diurutkan menjadi dua clades atau garis keturunan, yang dikenal sebagai clades Afrika Barat dan Congo Basin.

Virus di setiap clade membawa tingkat kematian yang berbeda, yang mana clade Afrika Barat memiliki tingkat kematian sekitar 1 persen, sedangkan clade Congo Basin menyebabkan kematian sekitar 10 persen pada pasien.

Baca juga: Kasus Cacar Monyet di Eropa Naik 3 Kali Lipat, Ini Kata WHO

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com