Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diterapkan di 3 Kabupaten, Pendekatan Klaster Bisa Jadi Solusi Karhutla

Kompas.com - 28/06/2022, 14:00 WIB
Zintan Prihatini,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Kemitraan Bagi Pembaruan Tata Pemerintahan (Kemitraan), Laode M Syarif menyebutkan, penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) perlu difokuskan pada pencegahannya.

Pendekatan klaster yang telah diinisiasi pemerintah, bisa menjadi salah satu upaya untuk pencegahan karhutla terutama di wilayah yang rentan. Pasalnya, tidak semua model penanganan sesuai dengan situasi di setiap daerah.

Oleh karena itu, pendekatan klaster yang menekankan pentingnya upaya pencegahan dan bersifat kolaboratif ini dinilai sebagai salah satu upaya penanganan karhutla di Indonesia.

Metode itu, melibatkan semua pihak seperti pemerintah daerah, Manggala Agni, TNI, kepolisian, perusahaan swasta dan kecamatan hingga desa.

Baca juga: Greenpeace: 4,4 Juta Hektar Lahan Terbakar dalam Karhutla 2015-2019

”Setiap klaster memiliki ciri khas dan pendekatan tertentu. Namun, pada pendekatan ini paradigma penanganan karhutla akan berubah dari yang sebelumnya berfokus pada upaya pemadaman api menjadi upaya pencegahan kebakaran,” papar Laode saat ditemui di Jakarta, Senin (27/6/2022).

Ia menambahkan, Kemitraan didukung US Agency for International Development (USAID), dan United Nation Environmental Programme (UNEP), bekerja sama dengan Kishugu dari Afrika Selatan dan CCROM IPB (Center for Climate Risk and Opportunity Management in Southeast Asia Pasific - Institut Pertanian Bogor) untuk memfasilitasi penguatan berbagai pihak dalam upaya pencegahan dan penanggulangan karhutla.

Langkah itu diambil melalui program Strengthening Indonesian Capacity for Anticipatory Peat Fire Management (SIAP-IFM).

Dijelaskannya, pada fase awal program SIAP IFM yang telah berjalan sejak tahun 2021 itu dilaksanakan di tiga lokasi pilot yang merupakan wilayah dengan lahan gambut yang luas dan rawan karhutla.

Ketiga wilayah itu adalah Kabupaten Ogan Komering Ilir atau OKI, Sumatera Selatan, Kabupaten Pelalawan, Riau, dan Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah.

Baca juga: Indonesia Rentan Alami Karhutla, Pendekatan Klaster Dinilai Bisa Jadi Upaya Pencegahan

"Sebenarnya pendekatan yang kami tekankan kesiapan tiga kabupaten untuk mencegah. Bagaimana cara mencegahnya itu tentunya, satu kerja sama antarlembaga yang ada di sana, sampai di tingkat desa," ungkap Laode.

"Kedua, bagaimana kerja sama dengan perusahaan pemilik konsesi. Ketiga, bagaimana menginisiasi masyarakat termasuk LSM di dalamnya," lanjutnya.

Dalam kesempatan tersebut, Direktur Program Sustainable Governance Community Kemitraan, Hasbi Berliani menyampaikan program SIAP IFM merupakan tindak lanjut dari upaya replikasi pendekatan klaster di Afrika Selatan.

Program SIAP-IFM memiliki tiga poin utama yang dijalankan antara lain regulasi, pelembagaan, dan identifikasi sumber pendanaan.

Regulasi diperlukan sebagai payung hukum dari kegiatan yang dijalankan, sementara kelembagaan dibutuhkan supaya semua pihak terkait bisa lebih terkoordinasi.

"Dengan hasil studi yang disusun berdasarkan pembelajaran di tiga wilayah pilot program ini, upaya pencegahan berbasis klaster semakin menemukan bentuk yang sesuai dengan konteks Indonesia. Harapannya, pendekatan klaster ini ke depan menjadi solusi permanen untuk mencegah karhutla di Indonesia," tuturnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com