KOMPAS.com - Baru-baru ini penyakit cerebral palsy ramai dibicarakan warganet, usai foto seorang ibu bernama Santi yang melakukan aksi damai di area Car Free Day Jakarta, dengan membawa papan bertuliskan "Tolong anakku butuh ganja medis."
Suami Santi turut membuntutinya sambil mendorong anak mereka, Pika yang berada di kereta bayi.
Santi berjalan dari bundaran Hotel Indonesia (HI), dan berhenti di depan Gedung Mahkamah Konstitusi (MK) dengan memegang papan tersebut.
"Anaknya, Pika, mengidap cerebral palsy. Kondisi kelainan otak yg sulit diobati, dan treatment yang paling efektifnya pakai terapi minyak biji ganja/CBD oil," kata penyanyi Andien sang pengunggah foto dikutip dari pemberitaan Kompas TV, Minggu (26/6/2022).
Baca juga: Ibu Carikan Ganja Medis untuk Anaknya yang Derita Cerebral Palsy, Penyakit Apa Itu?
Spesialis Neurologi di Rumah Sakit Atma Jaya Jakarta, dr Andre, SpN, menjelaskan bahwa cerebral palsy adalah gangguan yang berhubungan dengan otak, hingga menyebabkan kelemahan atau menurunnya fungsi maupun kerja dari otot.
"Sehingga memengaruhi kemampuan anak untuk bergerak seperti berjalan, kesulitan mempertahankan postur tubuh dan kesulitan menjaga keseimbangan," ungkapnya saat dihubungi Kompas.com, Senin (27/6/2022).
"Pada kasus CP (cerebral palsy) yang berat, bisa menyebabkan kejang yang sulit terkontrol dan kemampuan intelektual anak yang terganggu," lanjut Andre.
Menurut dia, gejala cerebral palsy umumnya baru disadari oleh sang ibu pada saat usia anak di bawah enam bulan. Padahal, kerusakan otak sebenarnya sudah terjadi saat dalam kandungan.
Hanya saja, gejala penyakit ini baru dikenali ketika ibu merasakan tumbuh kembang anaknya terlambat dibandingkan anak lain seusianya.
Lantas, sejak kapan perlu melakukan deteksi dini cerebral palsy?
Dikatakan dr Andre, hingga saat ini untuk mendeteksi dini secara pasti penyakit cerebral palsy dalam kandungan masih belum tersedia.
Kendati demikian, faktor risiko terjadinya cerebral palsy dapat dicegah dengan perencanaan kehamilan yang baik seperti:
"Orangtua perlu tahu tahapan perkembangan anak, segeralah memeriksakan bayinya ke dokter terdekat jika melihat pertumbuhan dan perkembangan anaknya terlambat dibandingkan anak seusianya," ucap Andre.
Senada dengan Andre, Dokter Spesialis Saraf dari Primaya Evasari Hospital, dr Andira Larasari SpS, mengatakan bahwa penting bagi para orangtua untuk melakukan deteksi dini cerebral palsy pada anaknya.
Tanda awal dari penyakit ini, kata dia, dapat diketahui dari perkembangan motorik yang tidak sesuai usia normal.
"Orangtua dapat melakukan deteksi dini dengan rutin mengecek perkembangan anak sesuai dengan tabel pada buku kesehatan ibu dan anak (KIA), yang biasa diberikan saat kelahiran anak," jelas Andira.
Baca juga: Unggahan Viral Ibu Cari Ganja Medis untuk Cerebral Palsy Anaknya, Benarkah Pengobatan Ini Efektif?
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.