KOMPAS.com - Belakangan, nama Ken Arok, Ken Dedes, dan Tunggul Ametung menjadi perbincangan hangat warganet. Bukan karena sejarah atau masa kejayaan Kerajaan Singasari, melainkan adanya dugaan cinta segitiga di antara mereka.
“Barusan baca thread ada yang ngespill hubungan gelap Ken Dedes, Ken Arok, dan Tunggul Ametung. Takut banget walaupun lebih dari 700 tahun meninggal bukan berarti aman buat dispill di twitter,” tulis akun @aan__.
Barusan baca thread ada yang ngespill hubungan gelap ken dedes, ken arok, dan tunggul ametung.
Takut banget walaupun lebih dari 700 tahun meninggal bukan berarti aman buat dispill di twitter ????
— kusumandaru (@aan__) May 25, 2022
Warganet menilai, kisah cinta segitiga tersebut menyebabkan kematian dari suami Ken Dedes, yakni Tunggul Ametung.
Salah satu penguna Twitter, ikut mengklarifikasi dugaan perselingkuhan yang dituduhkan kepada Ken Dedes.
Baca juga: Sejarah dan Penyebab Runtuhnya Kerajaan Holing atau Kalingga
“Tidak pernah ada seorang SHRI NARESHWARI PRADJNA PARAMITHA KENDEDES RATU DEWI berselingkuh dengan Tunggul Ametung.. Ken Dedes terdidik agamis religius oleh ayahnya yang seorang Mpu.. Rahasia semuanya ada di Bhairawa Tantranya Gde Mirah sang pengasuh Ken Dedes," demikian tulis akun @SimbokDharmi.
Tidak pernah ada seorang SHRI NARESHWARI PRADJNA PARAMITHA KENDEDES RATU DEWI berselingkuh dengan Tunggul Ametung..
— Simbok Dharmi (@SimbokDharmi) May 24, 2022
Kendedes terdidik agamis religius oleh ayahnya yang seorang Mpu..
Rahasia semuanya ada di Bhairawa Tantranya Gde Mirah sang pengasuh KENDEDES.. pic.twitter.com/8lFnpZcJ4H
Lantas, benarkah ada kisah cinta segitiga antara Ken Arok, Ken Dedes, dan Tunggul Ametung?
Dikisahkan dalam kitab Pararaton, sebelum Kerajaan Singasari lahir ada peran pemimpin yang disebut Akuwu atau camat bernama Tunggul Ametung di wilayah Tumapel.
Dijelaskan Guru Besar Sejarah dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof Dr Suhartono Wiryopranoto, kitab Pararaton menggambarkan Ken Arok sebagai keturunan Dewa Brahma.
Namun, di dalam masyarakat Ken Arok hanyalah seorang berandal, kepala maling, dan kerap melakukan aksi perampokan.
Baca juga: 5 Fakta Sejarah Majapahit, Kerajaan Terbesar di Nusantara