Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 06/04/2022, 20:31 WIB
Mela Arnani,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Istilah batu ginjal tentu sudah tidak asing lagi, tapi mungkin sebagian dari Anda belum mengetahui lebih dalam mengenai kondisi ini.

Urine mengandung banyak mineral dan garam terlarut. Saat urine memiliki kadar mineral dan garam yang tinggi, maka dapat membentuk batu.

Batu bisa dimulai dari ukuran kecil dan bisa tumbuh membesar, bahkan mengisi stuktur berongga bagian dalam ginjal.

Melansir Urology Care, beberapa batu tetap berada di ginjal dan tidak menimbulkan masalah. Batu ginjal dapat berjalan ke bawah ureter, mencapai ke kandung kemih, dan dapat dikeluarkan dari tubuh melalui urine.

tetapi, apabila tersangkut di ureter, ini akan menghalangi urine dari ginjal dan menyebabkan rasa sakit.

Baca juga: Gejala Penyakit Ginjal, Pencegahan, dan Perjalanan Penyakitnya

Penyebab batu ginjal

Dokter spesialis urologi dr. Akhmada Maulana, Sp.U menjelaskan, bahwa bahan penyusun batu dapat berasal adari kalsium (kapur), asam urat, endapan karena infeksi, baik yang murni maupun campuran dengan zat lain seperti sitrat, oksalat, atau fosfat.

Menurut dia, pembentukan batu dikarenakan urine yang terlalu pekat, karena kekurangan minum air putih dan jumlah bahan penyusun batu yang terlalu banyak.

“Adanya sumbatan di saluran bawah atau dalam ginjal, sehingga terbentuk endapan yang lama-lama jadi batu,” ujar Akhada saat dihubungi Kompas.com, Rabu (6/4/2022).

Selain itu, kurangnya bahan penghambat terbentuknya batu juga dapat menyebabkan kemunculan batu.

“Batu yang paling keras dari bahan kalsium, kalau asam urat cukup lunak,” papar Akhada.

Cara mencegah batu ginjal

Akhada memberikan sejumlah tips yang dapat dilakukan untuk mencegah batu ginjal, sebagai berikut:

1. Minum air cukup

Minum air lebih dari 50 cc kali berat badan per hari.

“Kalau banyak keringat ya dilebihkan, dengan target kencing minimal 0,5-1 cc kali kg berat badan per jam,” jelas Akhada.

Sebagai contoh, berat badan 60 kg, kencing minimal 720-1.000 cc dalam 24 jam dan jernih, tidak pekat.

“Sekali kencing paling tidak 250-300 cc minimal 4 kali kencing per hari,” kata dia.

2. Hindari makanan tinggi kalsium

Akhada memaparkan, sulit untuk mengurangi makanan tinggi kalsium, karena saking banyaknya makanan yang mengandung kalsium (kapur).

Dengan kadar yang tidak tinggi, kecuali terlihat kasat mata, air minum pun mengandung kapur.

“Yang bisa (dilakukan) adalah mengonsumsi bahan pengikatnya yaitu sitrat. Bisa didapatkan dari jeruk nipis, lemon, berry, dan anggur,” papar dia.

Adanya sitrat yang berimbang dengan kalsium, maka keduanya akan berikatan, sehingga kalsium tidak mengendap di ginjal.

Baca juga: 4 Jenis Batu Ginjal dari yang Umum hingga Langka

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com