Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Badai Api Melanda Planet Bumi pada 13.000 Tahun yang Lalu...

Kompas.com - 07/02/2022, 16:31 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

KOMPAS.com - Bumi pernah dilanda badai api yang menyelimuti 10 persen permukaan planet ini. Sebuah studi mengungkap, badai api pada 13.000 tahun lalu yang melanda Planet Bumi itu, memicu Zaman Es.

Sepersepuluh permukaan Bumi, pada sekitar 12.800 tahun yang lalu, tiba-tiba diselimuti api.

Badai api tersebut, bahkan menyaingi bencana badai yang memusnahkan dinosaurus, dan kemungkinkan disebabkan oleh pecahan komet yang berukuran sekitar 100 km.

Dilansir dari Science Alert, Senin (7/2/2022), saat itu, awan debu menutupi Bumi, dan memicu mulainya Zaman Es mini yang membuat planet ini menjadi dingin selama 1.000 tahun.

Kondisi ini sama, saat zaman es tersebut muncul pada 100.000 tahun yang kemudian membuat permukaan Bumi tertutup gletser.

"Hipotesisnya adalah komet besar terfragmentasi dan bongkahannya berdampak pada Bumi, (kemudian) menyebabkan bencana ini," kata Adrian Melott dari University of Kansas, yang juga merupakan penulis studi pada tahun 2018.

Melott mengatakan, "Sejumlah tanda kimia yang berbeda (karbon dioksida, nitrat, amonia), semua tampaknya mengherankan (sebab) menunjukkan bahwa 10 persen dari permukaan Bumi, atau sekitar 10 kilometer persegi, habis terbakar,".

Baca juga: Ilmuwan Temukan Badai Luar Angkasa Hujani Bumi dengan Elektron, Apa Itu?

 

Analisis bukti karbon badai api melanda Bumi

Untuk mereka ulang peristiwa badai api ini, para 24 ilmuwan yang terlibat dalam studi ini, menganalisis sejumlah besar penanda geokimia dan isotop yang diukur lebih dari 170 situs di seluruh dunia.

Salah satu bagian yang dianalisis, yakni pada pola tingkat serbuk sari, yang menunjukkan bahwa hutan pinus tiba-tiba terbakar lalu digantikan oleh pohon poplar, yakni spesies pohon yang biasanya menutupi tanah tandus.

Faktanya, bagian-bagian komet yang hancur di luar angkasa kemungkinan masih akan mengambang di sekitar Tata Surya pada 13.000 tahun kemudian.

Studi menjelaskan bahwa konsentrasi tinggi platinum, yang sering ditemukan di asteroid dan komet, serta tingkat debu yang tinggi juga dicatat dalam sampel yang dianalisis.

Di samping analisis pada peningkatan konsentrasi aerosol pembakaran, maka akan terlihat apakah banyak biomassa yang terbakar, seperti amonium, nitrat dan zat lainnya.

Tim mencatat dalam studi, saat badai api melanda Planet Bumi tersebut, tanaman mati, sumber makanan langka, dan gletser yang sebelumnya menurun mulai kembali meluas.

Baca juga: Badai Matahari Dahsyat Hantam Bumi 2.700 Tahun Lalu, Bisa Terulang

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com