Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/09/2021, 13:02 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com – Badai topan nargis merupakan badai tropis kencang yang menerjang Myanmar pada tanggal 2 Mei 2008.

Dua tahun sebelumnya, tepatnya di tahun 2006, daratan Myanmar juga disapu oleh badai Mala.

Akibat badai Nargis, tercatat korban jiwa sebanyak 22.980, 42.119 orang hilang, dan diperkirakan jumlah korban seluruhnya mencapai sekitar 100.000 orang.

Dengan kecepatan angin 217 km/jam, badai topan Nargis mendarat di barat daya Myanmar, dekat Kota Wagon.

Dilansir dari Hurricane Science, kerusakan struktural akibat badai Nargis terjadi di banyak wilayah di Myanmar. Akibatnya, lebih dari satu juta orang kehilangan tempat tinggal.

Baca juga: Tidak Hanya Kiamat Internet, Ini 4 Dampak Badai Matahari Ekstrem

Selain itu, badai Nargis juga menyebabkan kerusakan yang signifikan pada tanaman padi di Myanmar.

Organisasi Pangan dan Pertanian PBB memperkirakan bahwa badai Nargis berdampak pada 65 persen sawah di Myanmar.

Badai Nargis disebut sebagai badai topan paling mematikan yang melanda Asia sejak tahun 1991, yakni ketika 143.000 orang tewas di Bangladesh akibat topan.

Secara global, badai topan Nargis tercatat sebagai siklon paling mematikan kedua setelah topan Nina di tahun 1975 yang menewaskan lebih dari 100.000 orang di China.

Para peneliti percaya bahwa intensifikasi 24 jam badai Nargis dari badai kategori 1 yang lemah menjadi siklon kategori 4 disebabkan oleh fitur laut hangat yang sudah ada sebelumnya di Teluk Benggala.

Baca juga: Bagaimana dan Kapan Badai Matahari Ekstrem Bisa Terjadi?

Di sini, perairan laut bagia atas yang hangat meluas lebih dalam dari biasanya dan lapisan air hangat yang dalam dan tidak normal ini meningkatkan energi bagi siklon.

Fitur serupa di Teluk Meksiko bertanggung jawab atas intensifikasi kecepatan badai Katrina dan badai Rita pada tahun 2005.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com