Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Orang yang Tidak Divaksin Covid-19, 10 Kali Lebih Berisiko Terpapar Omicron

Kompas.com - 13/01/2022, 11:01 WIB
Zintan Prihatini,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

Sumber Eat This

KOMPAS.com - Orang yang tidak divaksinasi Covid-19, disebut 10 kali lebih mungkin terinfeksi varian Omicron daripada mereka yang sudah divaksin. Hal itu diungkapkan pakar penyakit menular terkemuka di Amerika Serikat, Dr Anthony Fauci.

Fauci menyebut, mereka yang belum mendapatkan vaksin Covid-19 lebih berisiko mengalami penyakit parah dan dirawat di rumah sakit.

"Ada kemungkinan 17 kali lebih besar untuk dirawat di rumah sakit dan risiko kematian 20 kali lebih besar jika Anda tidak divaksinasi,” kata Fauci dilansir dari Eat This, Selasa (11/1/2022).

Sementara itu, varian B.1.1.529 atau Omicron diketahui telah menyebabkan lonjakan kasus di berbagai negara, termasuk di Indonesia. Bahkan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut Omicron lebih menular dibandingkan varian Delta.

Baca juga: CDC Memperingatkan Potensi Lonjakan Kasus Kematian akibat Omicron

Menurut Fauci, efektivitas vaksin yang ada saat ini turun menjadi 30 persen untuk melawan varian Omicron. Namun, vaksin masih dapat meminimalkan gejala Covid-19, 70 persen mencegah rawat inap, hingga kematian.

Vaksin booster untuk meningkatkan imunitas

Dijelaskan Dr Fauci, pemberian vaksin dosis ketiga atau booster sangat dianjurkan di tengah meningkatnya kasus Covid-19, baik yang disebabkan varian Delta maupun Omicron.

"Saat ini, kita telah menghadapi tantangan yang berbeda, varian baru yang disebut Omicron yang menyebar dengan cepat ke seluruh dunia, termasuk lonjakan besar yang belum pernah terjadi sebelumnya di Amerika Serikat," terang Fauci.

Dia menambahkan, varian ini memiliki sejumlah besar mutasi yang dapat menghindari kekebalan dari vaksin.

"Sejauh ini data telah menunjukkan, bahwa antibodi yang diinduksi vaksin kehilangan banyak kemampuan dalam menetralkan varian Omicron. Meskipun ini jelas menjadi perhatian, berita yang menggembirakan adalah bahwa suntikan ketiga dari vaksin mRNA secara signifikan meningkatkan antibodi," paparnya.

Baca juga: WHO Sebut Omicron Bukan Penyakit Ringan

Fauci menyebut, vaksin booster berperan dalam melindungi banyak orang dari keparahan penyakit setelah terinfeksi virus corona.

Senada dengannya, Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), Dr Rochelle Walensky mencatat bahwa banyak hal berubah seiring perubahan virus.

Oleh karenanya, dia mengimbau kepada masyarakat yang memenuhi syarat vaksinasi untuk segara mendapatkan vaksin. Apabila sudah divaksin lengkap, bisa segera mendapatkan vaksin booster.

"Mohon terus lakukan tindakan pencegahan ekstra, termasuk memakai masker dan cuci tangan Anda," katanya.

Selain vaksinasi, protokol kesehatan seperti memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas penting untuk dilakukan dalam rangka mencegah penularan varian Omicron.

Baca juga: 3 Perusahaan Vaksin Siapkan Booster Khusus Omicron, Benarkah Diperlukan?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com