Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tes Antigen Mungkin Tak Mendeteksi Infeksi Awal Omicron, Studi Jelaskan

Kompas.com - 10/01/2022, 12:03 WIB
Mela Arnani,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah bukti awal menunjukkan bahwa rapid tes antigen Covid-19 kemungkinan tak bisa mendeteksi infeksi awal varian Omicron dengan andal selama beberapa hari pertama infeksi. Ini terjadi bahkan saat seseorang mengeluarkan virus dalam jumlah yang cukup tinggi untuk menular.

Studi rapid test antigen terhadap infeksi Omicron tersebut telah diunggah di medRxiv pada 5 Januari 2022, yang mengamati 30 orang dari lima tempat kerja berbeda di New York dan California, yang semuanya dinyatakan positif SARS-CoV-2 pada Desember 2021.

Kebijakan di tempat kerja dalam penelitian ini, setiap orang menjalani rapid tes antigen dan tes PCR harian, yang membutuhkan waktu lebih lama tetapi dapat mendeteksi jumlah virus yang lebih kecil.

Melansir Live Science, rapid test antigen yang digunakan adalah Abbott BinaxNOW dan Quidel QuickVue, yang keduanya disetujui untuk digunakan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA).

Tim mencatat, dari peserta yang diuji, semua kecuali satu kemungkinan terinfeksi dengan varian Omicron. Ini berdasarkan kekhasan genetik varian muncul pada tes PCR.

Tes PCR pertama untuk setiap orang menunjukkan hasil positif, tapi rapid test antigen hasilnya negatif, dan berlaku untuk hari berikutnya. Tak sampai hampir dua hari setelah PCR positif, salah satu rapid test antigen kembali posiitf.

Baca juga: Tes Antigen untuk Diagnosis Covid-19, Aturan Baru Percepat Testing dan Tracing

Pada semua subjek, rata-rata waktu dari tes PCR positif pertama hingga tes antigen positif pertama infeksi awal Omicron terdeteksi selama tiga hari. Padahal dalam 28 dari 30 kasus, jumlah virus Omicron yang terdeteksi oleh PCR cukup tinggi untuk menginfeksi orang lain di hari pertama.

Melalui pelacakan kontak, tim mengonfirmasi dalam empat kasus tersebut, orang yang terinfeksi menularkan virus ke orang lain padahal hasil rapid test antigennya negatif.

“Sangat mungkin ada lebih dari empat penularan,” ujar ahli epidemiologi utama di Infectious Economics di New York sekaligus penulis utama Blythe Adamson.

The New York Times melaporkan, data awal lainnya dan laporan anekdot mengisyaratkan kemungkinan terdapat cara untuk membuat tes lebih sensitif lebih awal pada infeksi Covid varian Omicron, dengan menyeka tenggorokan, selain hidung. Namun ide ini masih perlu diverifikasi dengan penelitian lebih lanjut.

Sementara itu, penelitian tes antigen terhadap infeksi varian Omicron ini menyoroti pentingnya mengisolasi diri apabila seseorang mengalami gejala Covid-19, bahkan jika rapid tes antigen berhasil negatif.

“Hasil tes cepat yang negatif bukan tiket yang memungkinkan untuk kembali normal atau membatalkan tindakan lainnya,” papar ahli virologi klinis di Universitas Jenewa di Swiss Isabella Eckerle.

Ditegaskan, orang harus berhati-hati apabila hasil tes antigen negatif, tetapi mempunyai gejala yang konsisten dengan Covid-19 atau merasa telah terpapar virus, terutama infeksi awal dari varian Omicron.

Baca juga: Marak Tes Swab Antigen Covid-19 Sendiri, Apa Saja Bahayanya?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com