Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ilmuwan Inggris: Varian Omicron Tak Sama dengan Covid-19 di Awal Pandemi

Kompas.com - 30/12/2021, 10:01 WIB
Zintan Prihatini,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ilmuwan di Inggris mengatakan, varian Omicron bukan penyakit yang sama seperti yang terlihat di awal pandemi Covid-19. Sebab, meski jumlah rawat inap meningkat karena varian baru itu, namun tampaknya varian B.1.1.529 ini lebih ringan.

Hal tersebut diungkapkan profesor kedokteran di Oxford University, John Bell.

"Lebih sedikit pasien yang membutuhkan oksigen aliran tinggi dan rata-rata lama rawat inap turun menjadi tiga hari," kata Bell dilansir dari The Guardian, Selasa (28/12/2021).

Bell mengatakan, walaupun lebih ringan tetap ada kemungkinan unit perawatan intensif atau ICU akan penuh dan kasus kematian pun meningkat akibat Covid-19.

"Pemandangan mengerikan yang kami lihat setahun lalu ICU penuh, banyak orang meninggal sebelum waktunya, sekarang itu menjadi sejarah. Menurut saya, kita harus waspada bahwa hal itu mungkin akan berlanjut,” ujar Bell dalam program BBC Radio.

Dia mengatakan bahwa selama beberapa gelombang Covid-19, termasuk yang disebabkan oleh varian Delta dan Omicron, keparahan penyakit dan kematian pada dasarnya tidak berubah sejak tersedianya vaksin.

Baca juga: Kasus Kematian akibat Varian Omicron Dilaporkan di 4 Negara, Inggris Tertinggi

Sejauh ini Bell mengamati, jalan-jalan di Inggris tampak lengang dalam beberapa pekan terakhir, yang menunjukkan masyarakat sudah cukup bertanggung jawab untuk melindungi dirinya dari paparan virus, kendati varian Omicron masih merajalela.

Di sisi lain, sejumlah ilmuwan mengkritik keputusan pemerintah Inggris karena tidak memberlakukan pembatasan Covid-19 sebelum malam tahun baru.

Sebab, menurut mereka walau Covid varian Omicron tampaknya lebih ringan, tetapi varian virus baru ini sangat menular.

Sehingga jumlah kasus rawat inap dan kematian di rumah sakit dapat meningkat secara signifikan.

Salah satunya profesor mikrobiologi seluler di University of Reading, Simon Clarke yang menyoroti keputusan pemerintah Inggris, karena tidak memberlakukan pembatasan Covid-19 tahun ini, kendati saat ini disebutkan bahwa varian Omicron tidak sama dengan pandemi awal.

Baca juga: Inggris Setujui Obat Covid-19 Sotrovimab, Tampaknya Bisa Lawan Omicron

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com