Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa itu Sampah Luar Angkasa dan Bagaimana Cara Membersihkannya?

Kompas.com - 23/11/2021, 19:32 WIB
Nadia Faradiba

Penulis

KOMPAS.com - Tidak hanya sampah di permukaan Bumi, sampah luar angkasa juga menjadi hal yang serius dan harus segera ditangani. Jika tidak, bisa jadi sampah luar angkasa ini akan terlalu banyak dan semakin sulit ditangani. Selain itu, satelit aktif yang berada di luar angkasa juga terancam.

Jumlah sampah luar angkasa

Sampah luar angkasa adalah satelit yang sudah tidak digunakan atau sisa peralatan buatan manusia lainnya yang berada di langit. Sampah luar angkasa ini adalah masalah yang serius.

Dilansir dari ZME Science, terdapat 6.542 satelit yang mengorbit di sekitar Bumi. Namun, hanya setengahnya yang berstatus aktif dan melakukan sesuatu. Sisanya adalah sampah luar angkasa.

Contoh nyata masalah sampah luar angkasa adalah kejadian pada tahun 2009. Pada langit dengan ketinggian 804 kilometer di atas Siberia, dua satelit bertabrakan, yaitu satelit Rusia yang sudah tidak aktif dan satelit aktif milik Amerika Serikat. Peristiwa ini menyisakan debris orbital atau sisa-sisa partikel berukuran lebih dari 10 sentimeter.

Kejadian tabrakan dua satelit telah terjadi berkali-kali dan menghasilkan banyak sekali debris. NASA menyebutkan bahwa terdapat lebih dari 23.000 debris berukuran lebih besar dari 10 sentimeter. Bahkan diperkirakan terdapat lebih dari 500.000 debris yang berukuran lebih kecil, yaitu 1 sampai 10 sentimeter.

Debris ini secara rutin dicek oleh The United States Space Surveillance Network. Data terakhir menyebutkan sampah luar angkasa yang berada di orbit Bumi lebih dari 8.000 ton kubik.

Jika ribuan sampah tersebut tidak segera diatasi, orbit Bumi akan semakin penuh dan kemungkinan satelit saling bertabrakan pun semakin meningkat. Ini akan menjadi kerugian yang luar biasa jika mengenai satelit yang masih aktif.

Baca juga: Tak Terhindarkan, ISS Ditabrak Puing Sampah Luar Angkasa

Bagaimana cara membersihkan sampah luar angkasa?

Saat ini agensi luar angkasa Jepang bernama JAXA sedang mengembangkan pesawat luar angkasa yang diberi nama electrodynamic tether (EDT). Pesawat ini memiliki ukuran sepanjang 701 meter.

Jika pesawat ini berhasil dijalankan, pesawat ini berfungsi mendorong debris keluar dari orbit Bumi dan terbakar di atmosfer yang lebih tinggi.

Teknologi lainnya yang dikembangkan adalah pesawat luat angkasa bernama Spinnaker3 oleh Purdue University. Pesawat ini disebut-sebut sangat efektif karena bekerja dengan menggiring sampah luar angkasa ke atmosfer Bumi agar hancur dengan baik.
Pesawat ini cukup menjanjikan karena tidak hanya mampu membawa debris saja, namun juga sampah luar angkasa berukuran sebesar roket.
Ide lain seperti magnet dari jaring raksasa untuk membersihkan sampah luar angkasa juga terus dikembangkan. Namun, karena perencanaan dan pengembangannya sangat rumit dan mahal, pelaksanaannya pun juga sangat lambat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com