KOMPAS.com – Hutan hujan tropis dan hutan di dunia adalah rumah bagi sekitar 270 spesies kobra yang berbeda.
Jenis kobra yang sebenarnya termasuk dalam genus Naja, namun king cobra termasuk dalam genusnya sendiri, yakni Ophiophagus.
Selain itu, kobra perisai dan kobra karang Afrika termasuk dalam genus Aspidelaps. Jika hanya menghitung genus Naja, jumlah spesies kobra di seluruh dunia hanya 31.
Sebenarnya, kobra yang berasal dari frasa Portugis, “cobra de capello”, memiliki arti ular yang memiliki tudung.
Istilah ini akhirnya digunakan untuk sejumlah ular yang bukan kobra sejati, tetapi memiliki tudung, seperti ular king cobra.
Baca juga: Bagaimana Cara Ular Berkembang Biak?
Dilansir dari Sciencing, kecuali kobra Spanyol (N. iberica), kobra Eropa (N. romani), dan kobra Kaspia (N. oxiana), ular kobra cenderung menghuni daerah tropis seperti Asia dan Afrika.
Panjang ular kobra umumnya sekitar 1 hingga 3 meter. Namun, king cobra yang merupakan ular berbisa terpanjang di dunia, memiliki panjang tubuh hingga lebih dari 5 meter.
Kobra sering dinamai sesuai dengan habitat mereka atau negara tempat mereka ditemukan. Misalnya, kobra tanjung (N. nivea) adalah penghuni daerah Tanjung Afrika Selatan yang sangat ditakuti.
Ular kobra lainnya yang dinamai sesuai dengan nama daerah adalah kobra Cina (N. atra), kobra Filipina (N. philippinensis), dan kobra Mesir (N. haje).
Beberapa jenis ular kobra dinamai sesuai dengan penampilan atau perilakunya. Misal, kobra bermata satu (N. kaothia), kobra zebra (N. nigricincta), dan kobra penggali (N. multifasciata).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.