Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Muncul Hujan Meteor Arietid Siang Ini, Begini Cara Melihat dan Cirinya

Kompas.com - 07/06/2021, 13:45 WIB
Ellyvon Pranita,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Jika Anda sedang memandangi langit di sekitar saat ini, dan melihat ada pantulan cahaya benda langit yang seolah jatuh, barangkali Anda sedang menyaksikan hujan meteor Arietid.

Hal ini disampaikan oleh Peneliti di Pusat Sains Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Andi Pangerang Hasanuddin.

Apa itu hujan meteor Arietid?

Hujan meteor Arietid adalah hujan meteor yang titik radian (awal kemundulan meteornya) terletak di konstelasi Aries, tepatnya dekat bintang Botein (Delta Arietis).

Andi menjelaskan, hujan meteor ini diduga berasal dari sisa debu asteroid Icarus dan komet periodik 96P/Machholz meskipun sumber utamanya tidak dapat diketahui dengan pasti.

Baca juga: Fenomena Langit Juni 2021: Gerhana Matahari Cincin hingga 3 Hujan Meteor

Hujan meteor Arietid merupakan satu-satunya hujan meteor yang dapat disaksikan ketika siang hari.

"Mengenai arietid shower (hujan meteor Arietid), titik radiannya ini berada di konstelasi aries, dan terbit sekitar subuh sebelum matahari terbit dan terbenam ketika sore hari. Sehingga hanya bisa disaksikan ketika siang hari. Berbeda dengan hujan meteor pada umumnya," kata Andi kepada Kompas.com, Senin (7/6/2021).

Sebagai informasi, hujan meteor Arietid ini sebenarnya sudah mulai aktif sejak 14 Mei, dan akan berlangsung hingga 24 Juni mendatang.

Namun, puncaknya terjadi hari ini, 7 Juni 2021 dengan intensitas 50 meteor per jam ketika di zenit. 

Sehingga, untuk wilayah Indonesia intensitasnya berkurang menjadi sekitar 19-20 meteor per jam.

Dapat disaksikan dari arah Timur-Timur Laut sebelum fajar astronomis, berkulminasi di arah Utara pada pukul 10.00 waktu setempat, dan terbenam di arah Barat-Barat Laut pada pukul 16.00 waktu setempat.

Cara melihat dan ciri hujan meteor Arietid di siang hari

Dijelaskan Andi, jika beruntung yakni cuaca cerah dan bebas dari awan, maka hujan meteor Arietid pada siang hari dapat diamati dengan mata telanjang.

"Bahkan lebih beruntung lagi jika menjumpai bolide atau bola api (fireball) yang sangat terang," ujarnya.

Bolide atau bola api adalah penampakan meteoroid yang jatuh hingga mencapai atmosfer bumi dan terbakar.

Ditegaskan Andi, sebenarnya hujan meteoer Arietid ini tidak begitu memiliki ciri khusus yang terlalu spesifik, karena hampir sama seperti hujan meteor pada umumnya.

Namun, Anda bisa curiga bahwa itu adalah hujan meteor Arietid jika terlihat kilauan cahaya yang bergerak cepat layaknya hujan meteor ketika malam hari.

"Akan tetapi, karena kecerlangannya kalah dengan sinar matahari dengan siang hari, ya, yang akan terlihat hanya yang benar-benar terang saja (bolide/fireball)," ucap dia.

Baca juga: Foto Meteor Jatuh di Puncak Gunung Merapi, Astronom Sebut Jenis Fireball


Warna bolide atau bola api:

Bolide atau bola api yang terbakar ini juga akan menimbulkan warna-warna tertentu dan tergantung dari zat penyususnnya.

  • Pertama, jika warna yang tampak adalah hijau kebiruan berarti meteoroid yang jatuh mengandung magnesium.
  • Kedua, jika berwarna hijau terang berarti mengandung nikelin.
  • Ketiga, jika fireball berwarna Ungu berarti meteoroid yang jatuh mengandung kalsium.
  • Keempat, jika berwarna kemerahan berarti oksigen dan nitrogen di atmosfer mendominasi pembakaran meteoroid.

"Dan ada kemungkinkan habis terbakar sehingga tidak jatuh ke permukaan bumi," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com