Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER SAINS] Kata Psikolog Soal Netizen Indonesia Hujat Pengantin Gay Thailand | Vaksin Nusantara Dinilai Tak Layak

Kompas.com - 16/04/2021, 06:02 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Banyak netizen Indonesia yang menghujat pasangan pengantin gay asal Thailand. Tak hanya komentar jahat, pasangan tersebut juga dikirimi ancaman mati.

Apa kata psikolog tentang kelakuan netizen Indonesia di sosial media menjadi salah satu topik populer Sains Kompas.com edisi Kamis (15/4/2021).

Selain itu, polemik vaksin Nusantara masih menjadi perhatian besar masyarakat. BPOM mencatat, 71,4 persen relawan uji klinis fase I vaksin nusantara mengalami kejadian tak diinginkan (KTD) berupa nyeri otot hingga gatal-gatal.

Bahkan, ada beberapa alasan yang membuat sejumlah peneliti mengatakan vaksin yang digagas Terawan ini tak layak disebut vaksin.

Baca juga: [POPULER SAINS] Siklon Tropis Surigae Bisa Jadi Badai Topan | Polemik Vaksin Nusantara

Berikut ulasan berita populer Sains:

1. Kata psikolog soal netizen Indonesia yang hujan pengantin gay Thailand

Pasangan pengantin gay asal Thailand dihujat ramai-ramai oleh netizen Indonesia. Selain komentar jahat, pasangan ini juga mendapat ancaman mati.

Akibatnya, Suriya Koedsang, salah satu penganti gay tersebut menempuh jalur hukum dengan melaporkan hal itu ke Ronnarong Kaewpetch dari Network of Campaigning for Justice, seperti diberitakan Kompas.com, Selasa (13/4/2021).

Jalur hukum terpaksa ditempuh setelah Suriya menerima ancaman mati terhadap suami, orangtua, hingga fotografer pernikahan mereka.

Menanggapi hujatan kepada pasangan pengantin gay Thailand ini, psikolog sosial asal Solo, Hening Widyastuti mengatakan, netizen Indonesia terkenal blak-blakkan dan berani merespons terang-terangan terhadap sesuatu yang dianggap mereka tidak sesuai dengan pendapat mereka.

"Tentunya, ada nilai positif dan ada negatifnya juga (dari karakter netizen Indonesia itu)," kata Hening saat dihubungi Kompas.com, Rabu (14/4/2021).

Sisi positif karakter blak-blakan netizen Indonesia dapat dilihat saat kompetisi bulutangkis dunia, All England, Inggris, yang membuat para atlet gagal bertanding beberapa waktu lalu.

"Kekuatan netizen terhadap kesatuan bangsa membangkitkan dengan cepat lintas agama, ras, suku dan budaya untuk kepentingan bangsa ini, contoh kasus All England," kata Hening.

Namun, sisi negatifnya, apabila yang diserang secara psikologis tidak kuat, maka akan membuat seseorang mengalami depresi, saat netizen Indonesia mengunggah komentar-komentar buruk.

Mengapa ini terjadi?

"Sikap dan perilaku netizen Indonesia itu sangat dipengaruhi oleh situasi politik, ekonomi dan sosial yang tidak stabil," jelas Hening.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com