KOMPAS.com - Semenjak Maret 2020 semua aktivitas belajar mengajar dilakukan secara daring, karena pandemi virus corona.
Jika sebelumnya orangtua menerapkan aturan ketat dalam membatasi anak menatap layar gadget, di era pembelajaran virtual sekarang ini, anak justru harus menatap layar selama berjam-jam dalam satu hari.
Sindrom penglihatan komputer atau mata lelah, bukanlah kondisi medis yang hanya dialami oleh orang yang sakit.
Baca juga: Mengapa Mata Kedutan? Ini Penjelasannya
Ini adalah istilah yang menjelaskan masalah penglihatan yang dapat terjadi saat menggunakan perangkat seperti komputer, tablet, atau ponsel.
Semakin lama menatap layar gawai, semakin besar kemungkinan mengalami sindrom penglihatan komputer. Bahkan, jika menggunakan perangkat setiap hari, masalah mata bisa menjadi lebih buruk dari waktu ke waktu.
Salah satu tanda sindrom penglihatan komputer adalah mengalami mata kering, terutama setelah hari yang panjang di depan komputer atau ponsel.
"Saat kita menggunakan perangkat digital, kita berkedip lebih sedikit, dan kita bahkan tidak menyadarinya," kata Dr. Williamson.
“Penurunan intensitas kedipan ini juga memengaruhi mata anak-anak. Mereka kehilangan lapisan air mata, yang dapat menyebabkan mata kering, masalah penglihatan, dan ketidaknyamanan. "
Otot mata juga bisa menjadi lelah, karena terlalu banyak waktu menonton layar.
“Otot mata kita harus bekerja lebih keras untuk melihat segala sesuatunya dari dekat, bahkan ketika kita masih berusia muda,” jelas Williamson.
"Sehingga, otot mata akan menjadi lelah, ini sama seperti otot lainnya saat harus bekerja lebih berat."
Baca juga: Jangan Anggap Sepele, Trauma Mata Bisa Picu Kebutaan