Puncak Hujan Meteor Taurid Utara, Malam Ini Waktu Terbaik Mengamatinya

KOMPAS.com - Mulai malam ini, hujan meteor Taurid Utara akan memasuki puncaknya dan dapat disaksikan di langit Indonesia.

Dijelaskan oleh Andi Pangerang dalam keterangan resmi yang dikeluarkan Pusat Sains dan Antariksa (Pussainsa) Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), hujan meteor ini sudah aktif sejak 20 Oktober lalu dan akan berakhir pada 10 Desember mendatang. 

Namun, puncaknya akan terjadi pada 12 November, sekitar tengah malam ketika berada di titik tertinggi (kulminasi).

Baca juga: Fenomena Langit November 2020: Ada Asteroid hingga Hujan Meteor Leonid

Hujan Meteor Taurid Utara adalah hujan meteor yang titik radian atau titik asal munculnya meteor tersebut berada di konstelasi Taurus bagian utara dekat gugus Pleiades.

Andi berkata, gugus bintang Pleiades itu terlihat hampir bersamaan dengan terbitnya Matahari atau fajar pada bulan Mei sampai Juni.

Sementara, Pleiades akan terlihat tinggi di langit sisi atas memasuki bulan September-Desember. Bintang ini kemudian akan tenggelam saat fajar di bulan Desember.

Disebutkan bahwa, hujan meteor Taurid Utara ini berasal dari sisa debu asteroid 2004 TG10 yang mengorbit Matahari.

Adapun, periode mengorbit Matahari itu berlangsung 3,3 tahun sebagaimana komet Encke yang merupakan objek induk hujan meteor Taurid Selatan.

"Pemisahan hujan Meteor Taurid menjadi Taurid Utara dan Selatan disebabkan oleh pertubasi atau perubahan interaksi gravitasi khususnya pada planet Jupiter," jelasnya.

Baca juga: Hujan Meteor Draconid, Pernah Jadi Hujan Meteor Spektakuler

Kapan waktu yang tepat mengamatinya?

Untuk dapat mengamatinya, Anda sebaiknya mencari area yang gelap, tidak ada yang menghalangi jarak pandang, minim polusi cahaya dan juga didukung cuaca yang cerah.

Hujan meteor Taurid Utara ini dapat disaksikan sejak pukul 18.30 WIB pada malam ini (11/11/2020) hingga pukul 04.30 WIB esok pagi.

Intensitas ketampakan hujan meteor Taurid Utara ini berkisar 4 meteor per jam untuk wilayah Indonesia dan ketinggian titik radian ketika kulminasi bervariasi mulai 57 derajat di Pulau Rote hingga 73 derajat di Pulau Weh.