Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Vaksin Bikin Autis? 3 Mitos Vaksinasi Anak yang Tak Usah Dipercaya

Kompas.com - 03/07/2020, 12:31 WIB
Ellyvon Pranita,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Vaksinasi atau imunisasi masih menjadi pertimbangan bagi sebagian besar masyarakat di Indonesia lantaran ada banyak isu negatif yang berkaitan dengan program tersebut.

Banyak mitos terkait vaksinasi yang masih dipercaya oleh sebagian masyarakat dan membuat mereka enggan melakukan pemberian vaksinasi untuk anak-anaknya.

Berikut penjelasan dari tiga contoh mitos terkait vaksinasi dan bagaimana faktanya:

Baca juga: Masih Tak Percaya Vaksinasi Penting? Ini 3 Manfaat Imunisasi

1. Vaksinasi dapat menyebabkan autisme

Dokter Spesialis Anak di RS Pondok Indah, dr Caesar Pronocitro SpA MSc mengatakan banyak masyarakat yang masih percaya vaksinasi dapat menyebabkan autisme. Ini adalah isu hoaks atau informasi palsu.

Dijelaskanya Caesar, hoaks atau kabar palsu itu dahulunya berasal dari penelitian yang mengaitkan vaksin MMR dengan autisme.

Penelitian ini dilakukan seorang dokter bernama Wakefield dengan hanya 18 sampel di tahun 1998 dan sudah dibongkar kesalahan penelitian tersebut sejak tahun 2011.

"Jadi itu (penelitian Wakefield) sudah dinyatakan salah, dibantah dan sudah dibongkar penelitiannya tidak benar," kata Caesar dalam diskusi daring bertajuk Pentingnya Vaksinasi untuk Anak, Rabu (1/7/2020).

Berbagai penelitian lainnya telah dilekukan dengan lebih bertanggungjawab dan sahih, dengan melibatkan sampel yang jauh lebih besar.

Hasilnya menunjukkan bukti bahwa tidak ada kaitannya vaksin MMR yang diberikan sekitar setahun sebelum bertepatan dengan usia di mana gejala-gejala autisme mulai tampak.

Baca juga: Bingung Vaksinasi Anak Selama Pandemi Covid-19? Ini 5 Anjuran IDAI

2. Vaksin yang tidak wajib dianggap tidak penting diberikan

Caesar menegaskan bahwa masing-masing vaksin yang diberikan memang bertujuan memberikan pencegahan terhadap penyakit yang berbeda.

Di Indonesia, ada vaksinasi yang sudah disubsidi oleh pemerintah sehingga menjadi sangat dikenal oleh masyarakat. Di antaranya adalah vaksin Hepatitis B, BCG, Polio, DPT Kombo, dan campak.

"Tapi ini bukan berarti vaksin lainnya yang tidak wajib diberikan atau tidak disubsidi oleh pemerintah bukan berarti tidak penting," ujar dia.

Dicontohkan Caesar, vaksin Pneumococcal conjugate vaccine (PCV) yang dipergunakan untuk mencegah peradangan paru-paru (pnuemonia) dan juga peradangan selaput otak atau meningitis juga wajib diberikan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com